Lensaborneo.com- Sekretaris Komisi III DPRD Samarinda, Mohammad Novan Syahronny Pasie, menegaskan bahwa upaya yang dilakukan dalam mengurangi sampah dengan mengandalkan Tempat Pembuangan Sementara (TPS), belum memadai untuk menghadapi tantangan masa depan, terutama dengan kedatangan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Untuk itu ia meminta kepada pemerintah kota dan masyarakat untuk lebih proaktif dalam menangani permasalahan sampah yang masih seringkali diabaikan.
“Saat ini, kita hanya berharap sampah diambil dan dibuang ke TPS, namun belum ada tindakan konkret yang diambil untuk penanganan jangka panjang,” ujar Novan.
Ia menekankan bahwa mengandalkan TPS sebagai solusi utama bukanlah strategi yang berkelanjutan, mengingat kapasitas TPS yang terbatas.
Samarinda, yang sedang bersiap menyambut lonjakan penduduk akibat IKN, perlu segera beradaptasi dengan strategi pengelolaan sampah yang lebih efisien.
“Pemkot Samarinda harus segera bersiap untuk mengatasi lonjakan sampah yang akan datang seiring dengan bertambahnya penduduk,” tegasnya.
Politikus Partai Golkar ini juga menekankan peran penting Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dalam berinovasi menuju visi 2030 Samarinda Bebas Sampah.
Ia menyarankan agar inovasi tersebut mulai terlihat dalam beberapa tahun ke depan, dengan fokus pada edukasi masyarakat tentang pentingnya pemilahan sampah menjadi organik, non-organik, dan B3.
Tak lupa ia menyoroti kebiasaan masyarakat dalam menangani sampah rumah tangga. Saat ini, semua jenis sampah cenderung dikumpulkan dalam satu kantong plastik tanpa pemilahan, yang akhirnya tidak efektif di TPS.
Ia berharap edukasi tentang pemilahan sampah dapat dilakukan secara bertahap, dimulai dari tingkat bawah, agar masyarakat dapat bersama-sama mengatasi masalah sampah di Samarinda.
“Dengan produksi sampah harian yang mencapai sekitar 600 ton, kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat sangat penting untuk mencapai solusi yang berkelanjutan,” tutupnya. (Liz/adv)