Lensaborneo.com – Anggota Komisi IV DPRD Samarinda, Anhar, menyarankan pengelolaan ulang kawasan Marimar dan Lampion Garden agar lebih bermanfaat bagi masyarakat umum.
Ia menilai, kawasan tersebut sebaiknya diubah konsepnya menjadi ruang publik seperti Teras Mahakam yang kini menjadi ikon baru kota Samarinda.
“Saya justru menyarankan Marimar dan Lampion itu digusur saja, lalu dikelola kembali seperti Teras Mahakam. Dibuat Teras Mahakam 1, Teras Mahakam 2, Teras Mahakam 3. Itu lebih baik daripada dikelola pihak ketiga yang terbukti tidak efektif,” beber Anhar.
Dilanjutkan Anhar, pengelolaan oleh pihak ketiga telah menimbulkan berbagai masalah, termasuk utang yang tidak terbayar. Hal ini membuat pemerintah kota dalam posisi dilematis.
“Sekarang kondisinya sulit. Pihak ketiga ini bandel, mereka tidak membayar utang, tapi kalau dibiarkan terus, utangnya makin menumpuk. Maka, saya pikir konsep seperti Lampion Garden itu adalah kesalahan masa lalu. Saatnya kita tutup buku,” tegasnya.
Anhar menilai bahwa konsep Teras Mahakam, yang memberikan akses terbuka bagi masyarakat dengan biaya terjangkau, jauh lebih baik dibandingkan kawasan seperti Lampion Garden yang terkesan eksklusif karena dipagari dan dikomersialkan secara permanen.
“Teras Mahakam terbuka untuk semua warga. Siapa pun bisa masuk, hanya bayar parkir. Kalau ada acara seperti talk show atau event lainnya, baru ada biaya tambahan. Konsep ini jelas lebih ramah masyarakat,” katanya.
Anhar juga mengapresiasi Wali Kota Samarinda atas ide pengembangan Teras Mahakam yang dinilai inovatif. Ia berharap konsep ini dapat diterapkan di kawasan lain untuk memberikan manfaat maksimal kepada masyarakat.
“Semua berhak menikmatinya. Jadi, sangat ironis kalau kawasan-kawasan itu malah dibuat eksklusif dan hanya dinikmati sebagian kecil orang,” tutupnya.
Anhar optimistis kawasan seperti Marimar dan Lampion Garden dapat diubah menjadi ruang terbuka hijau yang inklusif, sekaligus menjadi ikon baru kota Samarinda. ( Liz/Adv )