Samarinda, lensaborneo.com – Penanganan banjir di Kota Samarinda tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah, tetapi juga memerlukan partisipasi aktif dari masyarakat. Anggota Komisi II DPRD Samarinda, Viktor Yuan, menilai bahwa berbagai solusi harus diterapkan secara simultan agar permasalahan banjir bisa diminimalisir.
Ia menyatakan bahwa, salah satu cara yang bisa dilakukan warga adalah dengan membuat lubang biopori di lingkungan masing-masing.
“Biopori sangat efektif dalam menyerap air hujan dan bisa mengurangi genangan hingga 30 persen. Kalau setiap rumah memiliki biopori, dampaknya akan sangat besar terhadap pengurangan banjir di kota ini,” terangnya.
Ia pun mengungkapkan bahwa program biopori ini telah diusulkannya kepada Wali Kota dan dinas terkait agar dapat diterapkan secara luas di Samarinda. Selain berfungsi menyerap air, biopori juga bisa dimanfaatkan untuk pengelolaan sampah organik sebagai pupuk kompos.
Namun, Viktor juga menekankan bahwa program berbasis masyarakat ini harus dibarengi dengan upaya infrastruktur yang lebih besar, seperti pembangunan danau atau kolam retensi air hujan (polder) di wilayah rawan banjir.
“Saat ini, pembangunan polder di Pampang dan Bengkuring sedang berjalan. Ke depannya, proyek ini harus terus diperluas agar bisa memberikan dampak maksimal dalam mengatasi banjir,” katanya.
Lebih jauh, Viktor menyoroti pentingnya proyek jangka panjang yang melibatkan berbagai pihak dalam pengentasan banjir. Salah satunya adalah pembangunan tanggul di Daerah Aliran Sungai (DAS) Karang Mumus (SKM).
Namun, ia mengingatkan bahwa dalam proses pembebasan lahan, hak masyarakat harus tetap diperhatikan.
“Pemerintah harus menawarkan solusi bagi warga terdampak. Jangan sampai penggusuran dilakukan tanpa memberikan tempat tinggal pengganti. Ini harus dilakukan dengan pendekatan yang manusiawi,” tegasnya.
Ia juga menyarankan agar anak sungai SKM dibuat sistem kanal yang dilengkapi dengan pompa air untuk mempercepat aliran menuju Sungai Mahakam, sehingga bisa mengurangi risiko banjir di kawasan Samarinda Utara.
Tak hanya itu, Viktor mengajak warga untuk lebih peduli terhadap kebersihan lingkungan. Ia menilai bahwa salah satu penyebab banjir adalah tersumbatnya saluran drainase akibat sampah, terutama plastik.
“Menjaga kebersihan adalah tanggung jawab kita bersama. Gotong royong di tingkat RT sangat penting untuk memastikan saluran air tetap bersih dan lancar,” pungkasnya. (Liz/adv)