Kukar.Lensaborneo.com– Pemerintah Desa Embalut, Kecamatan Tenggarong Seberang, menegaskan kelanjutan program pemanfaatan lahan pascatambang seluas 40 hektare meskipun rencana kunjungan tiga menteri ke wilayah tersebut mengalami penundaan.
Kunjungan dari Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta Menteri Kelautan dan Perikanan sedianya dijadwalkan untuk meninjau langsung proses konversi lahan bekas tambang menjadi area pertanian produktif. Namun, penjadwalan ulang tersebut tidak memengaruhi komitmen Pemerintah Desa maupun para petani lokal.
Kepala Desa Embalut, Yahya, menegaskan bahwa pihaknya tetap berkomitmen untuk mengikuti seluruh tahapan program sesuai jadwal. Salah satunya adalah pengembangan komoditas jagung yang kini sudah memasuki fase distribusi benih kepada petani.
“Kami tidak bergantung pada momen seremonial. Program ini dirancang sebagai solusi jangka panjang, dan harus terus berlanjut untuk membuktikan bahwa lahan pascatambang bisa dikelola secara produktif,” ujarnya saat ditemui media ini, pada Selasa (6/5/2025).
Program pengembangan lahan ini merupakan salah satu inisiatif Pemdes Embalut untuk menghadirkan sumber ekonomi alternatif bagi warga. Selama ini, masyarakat masih sangat bergantung pada sektor perikanan.
Maka dari itu, pertanian jagung dianggap sebagai potensi unggulan baru yang bisa meningkatkan ketahanan ekonomi desa.
Di tengah dinamika pembatalan kunjungan, Pemdes Embalut juga tengah menjalin komunikasi intensif dengan dinas terkait di tingkat kabupaten guna memastikan bahwa program ini tetap mendapatkan dukungan teknis dan anggaran lanjutan. Selain pendampingan, desa juga membutuhkan infrastruktur pendukung seperti irigasi dan akses jalan usaha tani.
Menurut Yahya, kunjungan tiga menteri bukan hanya sekadar seremoni, melainkan peluang strategis untuk membuka akses kerja sama yang lebih luas, termasuk kemungkinan masuknya program nasional untuk rehabilitasi lahan bekas tambang. Oleh karena itu, pihaknya berharap jadwal kunjungan dapat segera ditetapkan ulang setelah Lebaran.
“Saat ini kami butuh penguatan dari berbagai pihak agar dampak dari program ini bisa dirasakan secara menyeluruh. Tidak hanya jagung, ke depan bisa dikembangkan ke komoditas lain seperti hortikultura atau peternakan,” jelasnya.
Meski belum sempat mempresentasikan langsung capaian dan potensi desa di hadapan pemerintah pusat, Pemdes Embalut tetap menyusun laporan kemajuan program sebagai bentuk kesiapan dan keseriusan mereka.
Data tersebut kedepannya akan menjadi bahan penguat dalam upaya melakukan lobi kepada kementerian terkait.
“Kami hanya ingin menunjukkan bahwa masyarakat desa mampu bangkit dan mandiri jika diberi kepercayaan. Kami siap menyambut para menteri kapan pun mereka datang. Silakan lihat sendiri, bahwa lahan bekas tambang ini kini mulai memberi harapan baru,” tegasnya sembari mengakhiri wawancara.(Adv/Kominfokukar)