Kukar.Lensaborneo.com– Kelurahan Maluhu membuktikan bahwa semangat mengaji tidak mengenal latar belakang pendidikan. Walaupun banyak pegawainya yang tidak berasal dari pendidikan agama yang mendalam, mereka tetap berkomitmen menjalankan Gerakan Etam Mengaji dengan penuh dedikasi.
Gerakan Etam Mengaji merupakan program yang dicanangkan oleh Bupati Kutai Kartanegara untuk membudayakan membaca Al-Qur’an di lingkungan pemerintahan. Program ini mengharuskan seluruh perangkat daerah, mulai dari OPD, kecamatan, hingga kelurahan, untuk menjadikan membaca Al-Qur’an sebagai kebiasaan sehari-hari.
Di Kelurahan Maluhu, meski mayoritas pegawainya bukan lulusan pendidikan agama, mereka tetap berusaha mengimplementasikan program ini. Program ini tidak hanya dipandang sebagai kewajiban, tetapi sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas diri dan pelayanan kepada masyarakat. Keterbatasan menjadi dorongan bagi mereka untuk belajar dan berlatih membaca Al-Qur’an.
Lurah Maluhu, Tri Joko Kuncoro, mengungkapkan bahwa Gerakan Etam Mengaji bukan hanya sekadar formalitas, tetapi juga sebagai upaya untuk membentuk karakter pegawai dengan meningkatkan kedisiplinan dan kesadaran spiritual.
“Di Kabupaten Kutai Kartanegara, Gerakan Etam Mengaji telah diterapkan secara luas. Kami di Kelurahan Maluhu berusaha menjalankan program ini dengan penuh semangat, meskipun tidak semua pegawai memiliki latar belakang pendidikan agama,” ujar Tri.
Tri juga menambahkan bahwa program ini memberikan dampak positif yang besar, terutama dalam meningkatkan kecintaan dan pemahaman terhadap Al-Qur’an. Meski awalnya banyak pegawai yang merasa canggung karena keterbatasan kemampuan membaca, mereka kini semakin terbiasa dan menikmati kegiatan mengaji.
“Kami memang bukan ahli agama, tetapi kami berusaha untuk belajar. Setiap hari, kami menyediakan waktu untuk membaca Al-Qur’an, meskipun hanya beberapa ayat. Ini menjadi latihan yang perlahan-lahan meningkatkan kemampuan kami,” tambahnya.
Selain itu, Tri Joko berharap Gerakan Etam Mengaji juga menciptakan suasana kerja yang lebih harmonis dan penuh keberkahan. Kebiasaan mengaji, menurutnya, memberikan dampak positif terhadap sikap dan perilaku pegawai dalam bekerja.
“Kami berharap program ini dapat membentuk karakter pegawai yang lebih baik. Dengan meningkatnya keimanan dan ketakwaan, pegawai dapat lebih mudah mengontrol diri dalam menjalankan tugas serta melayani masyarakat,” jelasnya.
Tri juga mengajak masyarakat dan perangkat daerah lainnya untuk berpartisipasi dalam mendukung Gerakan Etam Mengaji, agar manfaatnya dapat dirasakan lebih luas. Ia menegaskan bahwa program ini bukan hanya sekadar kewajiban, tetapi bagian dari usaha membangun masyarakat yang lebih religius dan berakhlak mulia.
“Semoga ke depannya, semakin banyak perangkat daerah dan masyarakat yang terlibat dalam program ini. Dengan begitu, budaya membaca Al-Qur’an dapat lebih melekat dalam kehidupan sehari-hari,” tutup Tri. (Adv/Kominfokukar)