Kukar.Lensaborneo.com – Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) resmi memulai pembangunan jembatan pendamping Jembatan Besi Tenggarong, Senin, 21 April 2025. Dimulainya proyek ini ditandai dengan doa selamat dan prosesi adat Tempong Tawar oleh Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura di Simpang Tiga Danau Semayang.
Proyek infrastruktur strategis ini tidak hanya dirancang untuk mengatasi kemacetan di jantung kota, tetapi juga sebagai bagian dari upaya memperindah kawasan perkotaan dan meningkatkan daya tarik wisata Tenggarong sebagai ibu kota Kukar.
Bupati Kutai Kartanegara, Edi Damansyah, dalam sambutannya mengingatkan pentingnya sinergi antara pemerintah dan masyarakat dalam mengawal pembangunan agar tepat waktu dan berkualitas.
“Kita awasi bersama supaya selesai sesuai rencana. Targetnya akhir tahun 2025 sudah bisa dimanfaatkan masyarakat,” kata Edi dalam sambutannya pada Senin malam.
Pembangunan jembatan ini dipercayakan kepada PT Putra Nanggroe Aceh, perusahaan pemenang tender proyek. Sesuai kontrak, pelaksanaan fisik akan berlangsung selama 10 bulan ke depan dengan target selesai sebelum Natal 2025.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kukar, Wiyono, menyebut bahwa pembangunan jembatan pendamping tersebut dirancang dengan mengedepankan kekuatan struktur, kenyamanan pengguna, dan aspek estetika kota. Ia mengungkapkan jembatan akan menggunakan teknologi composite girder, struktur baja-beton yang mampu menopang beban besar dan bertahan hingga satu abad.
“Harapannya, Desember nanti sudah selesai dan langsung bisa digunakan masyarakat,” ujar Wiyono dalam wawancara usai seremoni.
Jembatan ini tidak hanya akan dilengkapi jalur kendaraan, tetapi juga menyediakan trotoar pejalan kaki di kedua sisinya. Desain ramah pengguna ini mencerminkan visi pembangunan inklusif, di mana infrastruktur tak hanya kuat tapi juga mengedepankan kenyamanan dan keselamatan pengguna dari berbagai kalangan.
Lebih jauh, Pemkab Kukar juga akan menata kawasan sekitar jembatan menjadi taman kota dan ruang terbuka hijau. Inisiatif ini bertujuan menjadikan area Jembatan Besi dan sekitarnya sebagai ruang publik yang hidup, representatif, serta mendukung aktivitas sosial dan pariwisata.
“Dengan kehadiran fasilitas ini, pemerintah menargetkan transformasi kawasan Jembatan Besi bukan hanya sebagai jalur lalu lintas, namun juga sebagai ikon baru kota Tenggarong,” ungkap Wiyono.
Pembangunan ini dinilai sangat penting mengingat Jembatan Besi yang telah berusia tua tidak lagi mampu menampung lonjakan arus kendaraan. Dengan dibangunnya jembatan pendamping, beban lalu lintas akan terbagi sehingga kelancaran transportasi dalam kota semakin terjamin.
Masyarakat Tenggarong menyambut baik proyek ini, terutama karena tidak mengganggu eksistensi Jembatan Besi yang memiliki nilai sejarah dan emosional bagi warga. Pemerintah memutuskan untuk tidak merehabilitasi atau membongkar jembatan lama, melainkan membangun jalur baru yang paralel untuk tetap menjaga warisan sejarah daerah.
Salah satu tokoh masyarakat, Ahmad Sulaiman, mengatakan bahwa kehadiran jembatan baru sangat ditunggu-tunggu.
“Kami senang pemerintah tetap menjaga jembatan lama dan membangun yang baru. Ini solusi bijak untuk masalah lalu lintas dan tetap menghargai sejarah,” ujarnya.
Proyek ini juga menjadi simbol bahwa Kukar tidak hanya fokus pada kemajuan pembangunan, tetapi juga keberlanjutan budaya dan peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Dengan kolaborasi antara pemerintah, kontraktor, dan warga, Pemkab Kukar optimistis jembatan baru ini akan menjadi magnet baru kota Tenggarong, baik dari segi fungsi maupun daya tarik visualnya. (Adv/Kominfokukar)