Kukar.Lensaborneo.com – Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) terus menanamkan kecintaan terhadap budaya lokal lewat pengajaran Bahasa Kutai di sekolah. Program ini menjadi langkah konkret agar identitas daerah tetap hidup di tengah arus modernisasi yang kian deras.
Penguatan muatan lokal ini digencarkan sebagai respons atas kehadiran Ibu Kota Nusantara (IKN), yang diprediksi membawa beragam pengaruh budaya luar ke wilayah Kukar.
“Pelajaran Bahasa Kutai sudah kami terapkan di seluruh jenjang SD dan SMP,” ujar Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kukar, Thauhid Afrilian Noor, saat ditemui akhir pekan lalu.
Menurut Thauhid, pengajaran Bahasa Kutai bukan sekadar mengajarkan siswa untuk bisa berbicara, tetapi membentuk karakter dan rasa bangga terhadap budaya sendiri.
“Bahasa itu bagian dari identitas. Lewat Bahasa Kutai, kami tanamkan nilai-nilai luhur kepada generasi muda,” jelas Thauhid penuh semangat.
Ia menegaskan pentingnya memperkenalkan Bahasa Kutai sejak dini agar anak-anak Kukar tumbuh dengan pemahaman budaya yang kuat di tengah pengaruh budaya global yang mudah diakses melalui internet.
“Semakin dini mereka kenal Bahasa Kutai, semakin kuat pula rasa memiliki terhadap budayanya,” tambah Thauhid yang juga mendorong penggunaan bahasa ini dalam berbagai aktivitas sehari-hari.
Program ini kini diterapkan di seluruh SD dan SMP di Kukar. Materi pembelajaran disusun agar relevan dan menarik, sehingga siswa antusias mengikutinya.
Tidak hanya melalui buku teks, Disdikbud Kukar juga melibatkan komunitas budaya serta penggiat bahasa dalam mengembangkan metode pengajaran yang kreatif dan kontekstual.
“Kami gunakan media digital, praktik budaya, bahkan event lomba. Jadi siswa belajar dengan cara yang menyenangkan,” ujar Thauhid.
Keberhasilan program ini dibuktikan dengan penghargaan dari Kemendikbudristek lewat program Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD), yang menempatkan Kukar di antara 20 daerah terbaik nasional.
“Penghargaan ini menjadi pengakuan sekaligus tantangan bagi kami untuk terus melanjutkan program ini,” ucap Thauhid menegaskan.
Ke depan, Disdikbud Kukar berencana memperluas program hingga ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, serta lebih aktif menghidupkan Bahasa Kutai di ruang publik.
“Kami ingin Bahasa Kutai tak sekadar diajarkan, tetapi dipakai sehari-hari. Itulah kunci agar budaya ini tetap lestari,” kata Thauhid.
Ia mengajak semua elemen, mulai dari pemerintah, sekolah, keluarga, hingga masyarakat luas untuk bahu-membahu menjaga keberlangsungan Bahasa Kutai.
“Bahasa adalah milik kita bersama. Menjaganya adalah tanggung jawab semua,” tutup Thauhid penuh harap. (Adv/Kominfokukar)







Users Today : 898
Users Yesterday : 913
Total Users : 961009
Total views : 5278518
Who's Online : 12