Jumat, Agustus 1, 2025
  • Home
  • Blog
  • Nasional
  • Berita Daerah
    • DPMPD Kaltim
    • Dispora Kaltim
    • DPRD Kaltim
    • DPRD Kutim
    • DPRD Samarinda
    • DPRD Kota Balikpapan
    • Kabupaten Berau
    • Kabupaten Kutai Barat
    • Kabupaten Mahakam Ulu
    • Kominfo Kutai Timur
    • KPID Kaltim
    • Kominfo Kaltim
    • Kominfo Samarinda
    • Kota Balikpapan
    • Kota Bontang
    • Kota Samarinda
    • Kominfo Kutai Kertanegara
  • Opini & Publik
  • Redaksi
  • Legalitas
  • INFO PRODUK
  • Pedoman Media
No Result
View All Result
LensaBorneo.com
Advertisement
  • Home
  • Blog
  • Nasional
  • Berita Daerah
    • DPMPD Kaltim
    • Dispora Kaltim
    • DPRD Kaltim
    • DPRD Kutim
    • DPRD Samarinda
    • DPRD Kota Balikpapan
    • Kabupaten Berau
    • Kabupaten Kutai Barat
    • Kabupaten Mahakam Ulu
    • Kominfo Kutai Timur
    • KPID Kaltim
    • Kominfo Kaltim
    • Kominfo Samarinda
    • Kota Balikpapan
    • Kota Bontang
    • Kota Samarinda
    • Kominfo Kutai Kertanegara
  • Opini & Publik
No Result
View All Result
Lensaborneo.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Blog
  • Nasional
  • Berita Daerah
  • Opini & Publik

Samarinda Terapkan Penanganan Banjir Melalui Teknologi dan Data

02/06/2025
in Advertorial, Kominfo Samarinda
Samarinda Terapkan Penanganan Banjir Melalui Teknologi dan Data

Lensaborneo.com, Samarinda – Setelah bertahun-tahun menghadapi banjir musiman dengan solusi tambal sulam, Pemerintah Kota Samarinda akhirnya menandai babak baru dalam sejarah pengendalian banjir. Wali Kota Samarinda Andi Harun menyebutnya sebagai “pergeseran paradigma” dari pendekatan reaktif dan spekulatif menjadi sistem yang berbasis riset, teknologi, dan tata kelola ilmiah.

“Kita sedang memulai revolusi diam-diam dalam cara kita menghadapi banjir,” ungkap Andi Harun,

“Kalau dulu kita membangun dulu baru berpikir dampaknya, sekarang kita balik, perencanaan berbasis data, kajian ilmiah, dan pembacaan kawasan secara menyeluruh,” lanjutnya.

Langkah awal dari transformasi ini adalah penyusunan buku induk pengendalian banjir Samarinda yang akan menjadi dokumen strategis jangka panjang. Buku tersebut akan memuat peta rawan banjir, simulasi dampak curah hujan ekstrem, serta prioritas proyek infrastruktur berdasarkan risiko dan urgensi.

Namun yang lebih menarik, pendekatan ini tidak sekadar mengandalkan megaproyek fisik. Justru solusi sederhana tapi strategis mulai diperhitungkan secara serius: seperti penataan ulang drainase mikro, pembangunan kolam retensi di pemukiman padat, hingga penguatan vegetasi resapan di kawasan perbukitan.

“Tidak semua solusi harus spektakuler. Kadang-kadang, membuat saluran air di titik yang tepat bisa lebih efektif daripada membangun dinding beton panjang,” jelas Andi Harun.

Dinas PUPR Samarinda pun telah mengusung strategi yang membagi wilayah kota berdasarkan aliran air secara alami, yaitu melalui pendekatan Daerah Aliran Sungai (DAS). Samarinda kini dipetakan ke dalam tiga zona pengendalian: hulu, tengah, dan hilir.

Di zona hulu seperti Pampang dan Sempaja, fokus diarahkan pada pembangunan waduk dan bendungan kecil untuk memperlambat limpasan air hujan dari dataran tinggi. Sementara itu, zona tengah seperti Vorvo dan Bengkuring akan diperkuat dengan normalisasi sungai dan kolam retensi. Sedangkan zona hilir seperti Karangmumus akan ditingkatkan kapasitas drainasenya, dilengkapi pompa dan pintu air otomatis.

Pendekatan berbasis DAS ini dianggap lebih realistis dan terukur dibanding sekadar membangun tanggul atau memperlebar sungai tanpa mengatasi sumber air dari atas.

Di tengah tantangan urbanisasi dan perubahan iklim yang memicu ekstremitas cuaca, kebijakan ini menjadi harapan baru bagi warga Samarinda. Terutama mereka yang selama ini terjebak dalam rutinitas banjir tahunan tanpa kepastian solusi.

“Banjir tidak bisa ditunda. Tapi kita bisa membuat strategi yang tidak tertunda-tunda lagi,” tegas Wali Kota.

Dengan kolaborasi lintas OPD, pelibatan akademisi, dan partisipasi publik yang mulai dibangun melalui kampanye kesadaran lingkungan, Samarinda mengisyaratkan bahwa mereka serius ingin mengakhiri siklus kelumpuhan akibat banjir. (Liz/adv)


Berita Terkait

INORGA ULD KALTIM JUARA UMUM FORNAS VIII 2025 SUMBANG 8 EMAS 7 PERAK DAN 4 PERUNGGU

ABU dan Pelangi Tak Ketinggalan Sumbang Medali untuk Kaltim, di Fornas VIII NTB 2025

Share197Tweet123
Previous Post

Sungai Bukan Tempat Sampah, Andi Harun Sorot Krisis Ekologis SKM

Next Post

Samarinda sebagai Hub Energi, Wali Kota Dorong Skema Ketahanan BBM

Next Post
Samarinda sebagai Hub Energi, Wali Kota Dorong Skema Ketahanan BBM

Samarinda sebagai Hub Energi, Wali Kota Dorong Skema Ketahanan BBM

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

860778
Users Today : 708
Users Yesterday : 862
Total Users : 860778
Total views : 4815766
Who's Online : 9

© 2019-2024 Lensaborneo,com All Rights Reserved

No Result
View All Result
  • Home
  • Blog
  • Redaksi
  • INFO PRODUK
  • Pedoman Media
  • Legalitas
  • Berita Daerah
  • Nasional
  • Popular

© 2019-2024 Lensaborneo,com All Rights Reserved