Penulis : Urp
Lensaborneo.id, Samarinda – Wakil Ketua DPRD Kaltim Muhammad Samsun menilai pembentukan Daerah Otonomi Baru (DOB) yang telah berjalan di Kaltim berhasil. Dia mengatakan, daerah induk tidak kemudian lebih kecil dari daerah pemekarannya dan percepatan pembangunan serta ekonomi meningkat.
“Saya pikir di Kaltim ini sudah cukup evaluasinya. Saya melihat secara umumnya DOB di Kaltim berhasil. Daerah induknya tetap jalan, daerah pemekarannya juga tetap jalan. Justru akan ada percepatan pembangunan, karena ada dekosentrasi massa. Jadi massa tidak hanya terkumpul di satu kabupaten/kota saja, tapi kabupaten/kota batu terjadi dekosentrasi massa. Yang mana mobilisasi massa akan menumbuhkan perekonomian baru, jadi magnet baru lagi. Kalau saya lihat dari secara perekonomian cukup berhasil,” ujarnya pada media ini, Jumat kemarin (30/4/2021).
Terkait dengan banyaknya daerah-daerah yang mengajukan wacana DOB, Legislator Karang Paci ini menyebut, sejauh ini Pemerintah Pusat masih belum mencabut monotarioum DOB dan masih melakukan masa evaluasi terhadap DOB. Namun Samsun menyakini jika pengajuan DOB di Kaltim akan mendapatkan persetujuan dari Presiden, selama memenuhi persyaratan yang ditentukan walaupun belum diketahui kapan waktunya.
“Sejauh ini karena ada moratorium, dimana ada masa evaluasi terhadap DOB. Bagaimana dengan kabupaten/kota induknya, provinsi aman atau tidak, kan ada evaluasinya. Nanti kita lihat, selama memenuhi persyaratan, saya yakin Pemerintah Pusat setuju (DOB di Kaltim, red),” katanya.
Samsun menyambung, jika beberapa wacana DOB di Kaltim disetujui, maka dia menyakini akan berdampak lebih baik bagi daerah. Baik dari sisi pembangunan, ekonomi.
“Kalau Kaltim DOB berhasil. Mana yang tidak berhasil? Mulai dari pemekaran Bontang, Kutim, PPU, juga Kukar sendiri terbelah jadi Kubar itu berhasil dan melahirkan lagi Mahakam Ulu,” katanya.
Disinggung mengenai faktor yang menyebabkan munculnya wacana DOB di Kaltim, Legislatif dari Fraksi PDI-P ini mengatakan, mayoritas pemekaran dilatarbelakangi karena masalah geografis. Namun ketika disingung mengenai wacana pemekaran DOB karena untuk “bagi-bagi kue”, Samsun pun tak menampik hal itu bisa terjadi.
“Saya melihat di Kaltim ini terjadi pemekaran karena latar belakangnya yang disampaikan masyarakat karena masalah geografis, masalah keterisolasian. Sehingga ketika terjadi DOB, maka akan ada keterbukaan akses, maka sektor ekonomi tergali,” terangnya.
“Pun di Kukar. Kukar itu luasnya hampir sama dengan Jawa Timur dengan letak geografis yang terlalu jauh, pasti ada kendala waktu dan jarak dalam hal pelayanan, dalam hal urusan administrasi. Mungkin itu, sehingga ada inisiatif untuk pemekaran. Yang lain tentu dengan masalah yang berbeda-beda, misalnya dalam hal jumlah penduduk, jarak dan yang lebih lagi, bagi-bagi kue politik,” pungkasnya.( ony )