
Samarinda,Lensaborneo.id – Banjir yang melanda beberapa wilayah di Kabupaten Kutai Timur, disinyalir penyebab utamanya akibat aktifitas pertambangan dan perkebunan yang secara tidak langsung menghabisi sebagian hutan yang ada, Hal ini di sorot oleh anggota DPRD Kaltim Agil Suwarno, yang merupakan wakil rakyat dari daerah pemilihan Kutai Timur dan Bontang, Ia mengatakan sala satu factor terjadinya musibah banjir karena adanya kedua kegiatan tersebut, hal ini di katakan Agil ketika di konfirmasi media ini lewat jaringan seluler pada Jumat ( 28/05/2021 ).
Musibah banjir yang melanda beberapa wilayah di Kutim yaitu wilayah Muara Wahau, Batu Ampar, Muara Bengkal, Muara Ancalong, Telen, dan Kombeng. Di akibatkan oleh kerusakan lingkungan, pembukaan lahan yang tanpa memperhatikan lingkungan, juga penambangan batubara.
” Eksploitasi secara berlebihan akhirnya mengakibatkan daerah yang dulunya hutan sebagai sumber resapan air sekarang tidak ada lagi,” Jelas Agil saat dihubungi melalui sambungan telepon.
Bencana banjir yang sudah terjadi, otomatis merupakan tanggung jawan dari Pemerintah Kabupaten setempat, dalam hal ini Pemkab Kutim, dengan meringankan beban yang di derita oleh masyarakat yang terdampak banjir, paling tidak ada bantuan segera yang di dapat oleh masyarakat di tengah musibah banjir yang terjadi.
” Ketika banjir melanda, di pastikan akses jalan dan aktifitas masyarakat menjadi terganggu, dan tidak bisa berbuat apa-apa, untuk melalui jalan saja sudah tidak bisa, karena dari informasinya ketinggian air berkisar 3 meter hingga 5 meter,” Jelas Anggota DPRD Kaltim ini, yang berasal dari Fraksi PDI Perjuangan.
Ia mengingatkan, agar ada tindakan tegas dari pemerintah daerah maupun kabupaten untuk melakukan upaya – upaya pencegahan banjir agar tidak merugikan masyarakat.
“Daerah yang menjadi korban bencana ini bisa diatur, seperti daerah yang gundul dilakukan penghijauan ini menjadi tanggung jawab pemerintah daerah dan provinsi, ” Tutup Agil.
Penulis : Tia
Editor : Redaksi 02