Balikpapan, Lensaborneo.com — Dengan adanya jalan rusak di jalan Soekarno-Hatta Km. 2,5 yang terus menerus banjir dan belum adanya perbaikan dari Pemerintah Kota Balikpapan.
Anggota Komisi III DPRD Balikpapan Fadlianor langsung mengadakan inspeksi mendadak (sidak) dengan aparat terkait pada Kamis (31/08/2023).
Menurut keterangan Fadlianor jalan rusak Km 2,5 memang harus segera diselesaikan karena merupakan akses jalan penting bagi masyarakat sekitar.
“Ketika saya konfirmasi dengan Dinas PU Balikpapan UPT jalan adalah tanggung jawab pusat. Ketika saya telepon balai dijawab bahwa ini sudah diserahkan ke Pemkot Balikpapan,” ujarnya.
Batasnya PUPR Pusat melalui Balai itu Km.4 ke Soekarno-Hatta. Kalau Km. 4 ke Rapak itu tanggung jawabnya PU Balikpapan. Selanjutnya dijawab akan dikerjakan oleh PGN-nya.
“Kami ada konfirmasi ke PGN. Jawabnya pak kami akan mengerjakan yang di poros. Tetapi yang belok ke Stratt 1 itu tanggung jawab Balikpapan,” ujarnya.
Fadlianor menjelaskan akhirnya telepon PU Balikpapan. Undang PGN undang Balai undang PU dan PDAM. Akhirnya turun ke lapangan. Di lapangan langsung koordinasi.
“Masalahnya apa? tanggung jawabnya siapa kok saling lempar,” ujarnya.
Fadlianor melanjutkan di dalam Undang-Undang begitu ada kejadian korban jiwa Pemerintah yang digugat. Penyebabnya jalan rusak tidak diperbaiki. Sementara jalan-jalan poros Sudirman ini selalu inkoordinasi. Sedangkan jalan itu hancur tidak ada perbaikan.
“Memang tanggung jawabnya provinsi. Itu sudah dialihkan ke Pusat dikembalikan lagi ke Balikpapan,” tutur Fadlianor.
Selanjutnya setelah Fadlianor turun ke lapangan ditemukan terkait sampah dan parit itu sudah tidak ada celah. Sedimennya sudah penuh. Karena tertutup ada kebuntuan dan yang paling parah ada toko bangunan di ujung. Paritnya tidak lurus tapi belok. Di bawah toko ini longsor paritnya.
Maka dari itu pemilik toko bangunannya. Apabila parit ini tidak diperbaiki sendiri maka toko akan roboh. Maka akan diperbaiki pada hari Senin yang longsor itu.
“Bukan Pemerintah Kota Balikpapan tidak mau mengerjakan saat ini selama masih basah tidak bisa dikerjakan. Jadi penyebabnya dulu kita cari. Kering dulu baru bisa dikerjakan jalan itu. Masyarakat diharap bersabar karena sumber masalah adalah kebuntuan parit,” tutup Fadlianor.(*)