Penulis : Anis
Editor : Redaksi 02
Samarinda,LensaBorneo.com—Adanya COVID-19 yang melanda Dunia, tidak kecuali dengan Indonesia, khususnya di wilayah Kalimantan Timur, dampak dari COVID-19, sangat berpengaruh pada sumber bahan makanan dan trasportasi, akibatnya deflasi Kaltim yang bersumber dari makanan dan trasportasi tersebut mengalami Penurunan, demikian yang di sampaikan oleh Kepala Perwakilan bank Indonesia Tutuk.S.H Cahyono dalam siaran persnya, pada media ini tertanggal, Senin (04/05/2020 ).
Indeks harga Konsumen ( IHK ) Kalimantan Timur April 2020 kembali mengalami deflasi- 0,14% (mtm) setelah bulan lalu juga mengalami deflasi sebesar,-0,15% 9 (mtm). Dengan demikian inflasi tahun kalender menjadi 0,42% (ytd). Sementara itu inflasi tahunan menjadi sebesar 1,96% (yoy), jauh lebih rendah di bandingnkan capaian nasional sebesar 2,67% ( yoy).
Meskipun mengalami deflasi, namun perkembangan harga sejumlah komoditi memerlukan pemantauan lebih lanjut karena memasuki Ramadhan serta Idul fitri tahun 2020, serta kebergantungan sebagain besar stok bahan pangan Kaltim dari wilayah lain.
“ Tiga kelompok yang mengalami deflasi cukup dalam pada April 2020, yaitu makanan, minuman, dan tembakau, trasportasi serta informasi , komunikasi dan jasa keuangan,” Ungkapnya.
Status kejadian luar bisa ( KLB ) di Kaltim, menjadikan sebagaian masyarakat mengurangi aktifitas di luar rumah secara signifikan. Hal ini di duga menyebabkan permintaan terhadap makanan dan minuman mengalami penurunan. Sejumlah komoditas dalam kelompok ini yang mengalami deflasi cukup dalam, antara lain kangkung, ikan layang, dan daging ayam ras.
Berdasarkan pemantauan pusat Informasi harga pangan strategis ( PIHPS) Kaltim, sebagaimana besar kelompok bahan pangan mengalami penurunan harga, di bandingkan bulan sebelumnya, seperti daging ayam ras yang turun, dari 32.450/kg menjadi 28.000/kg, bawang merah dan bawang putih juga menunjukan harga, meskipun belum berada pada harga normalnya. Sementara cabe rawit terpantau meningkat, dari harga 22.000/kg ke harga 44.750/kg.
Untuk deflasi kelompok trasportsi udara juga, di duga di sebabkan oleh permintaan turun signifikan seiring dengan kecenderungan masyarakat yang mengurangi kegiatan bepergian. Akibat dari adanya larangan oleh Pemerintah untuk tidak mudik.
Selain itu penutupan bandara Sultan Aji Muhamad Sulaiman Sepinggan, dan APT Pranoto sejak akhir April 2020 juga secara langsung mempengaruhi permintaan terhadap trasportasi udara di Kaliman Timur. Juga mengalami penurunan.
Tutuk juga menjelaskan, TPID di Wilayah Kalimantan Timur terus berkordinasi untuk memastikan kecukupan pasokan pangan di kaltim terutama di masa pandemic Covid-19 saat ini,TPID Kota Samarinda juga telah melaksanakan rapat kordinasi untuk memantau dan menindak lanjuti upaya pemenuhan pasokan guna menjaga kestabilan harga di pasaran.
Langkah- angkah antisipasi juga kata Perwakilan BI wilayah Kaltim Tutuk, terus di lakukan oleh TPID, dengan melakukan penjajakan kerja sama dengan daerah produsen untuk mengamankan pasokan bahan pangan.
Upaya lain yang di lakukan oleh sejumlah pemerintah kabupaten/Kota adalah mengupayakan layanan online dari pasar-pasar tradisional dan UMKM yang bekerjasama dengan ojek online, sehingga dapat mendukung kebijakan Pemerintah agar masyarakat untuk tetap di rumah saja dan kegiatan perdagangan tetap berjalan secara baik.**
sumber : Bank Indonesia