Samarinda,lensaborneo.com – Kinerja pengendalian inflasi Kalimantan Timur pada Agustus 2025 kembali menunjukkan hasil yang baik, dengan deflasi bulanan dan inflasi tahunan yang terjaga dalam sasaran nasional. Indeks Harga Konsumen (IHK) tercatat mengalami deflasi sebesar -0,40% (mtm). Sementara itu secara tahunan dan tahun kalender IHK Provinsi Kaltim tercatat masing-masing sebesar 1,79% (yoy) dan 1,51% (ytd).
Capaian tersebut menempatkan inflasi Kaltim berada dalam rentang sasaran inflasi nasional 2,5 ± 1% dan lebih rendah dibandingkan realisasi nasional yang sebesar 2,31% (yoy).
Kondisi ini mencerminkan stabilitas harga di Provinsi Kaltim yang semakin terjaga di tengah dinamika ekonomi. Hal ini di sampaikan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kaltim Budi Widihartanto melalui rilis resmi yang di kirimkan ke redaksi.pada Senin ( 01/09/2025
Dikatakan deflasi Kaltim pada Agustus 2025 utamanya disumbangkan oleh kelompok transportasi dengan andil -0,29% (mtm), seiring dengan peningkatan frekuensi penerbangan jasa angkutan udara. Tekanan deflasi lebih lanjut didorong oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang mencatat andil -0,15% (mtm), terutama akibat panen raya pada komoditas penting seperti tomat dan cabai rawit. Penurunan lebih dalam tertahan oleh kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya yang disebabkan oleh kenaikan harga emas akibat ketidak pastian global.
Kondisi tersebut sejalan dengan langkah pengendalian inflasi yang terus diperkuat melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).
Dalam menjaga keterjangkauan harga khususnya beras yang sempat menjadi komoditas penyumbang inflasi, TPID bersama Bulog meningkatkan realisasi distribusi beras SPHP ke seluruh kabupaten/kota se-Kalimantan Timur. Selain itu, TPID juga secara masif menggelar pasar murah untuk komoditas pangan bergejolak lainnya seperti cabai rawit, cabai merah, dan sayuran, sehingga mampu mendorong terjadinya deflasi, di samping kontribusi penurunan biaya transportasi udara.
Untuk memastikan ketersediaan pasokan, TPID Provinsi Kalimantan Timur terus mendorong peningkatan produksi pertanian sekaligus peningkatan kesejahteraan petani melalui berbagai program.
Salah satunya adalah pengembangan Sistem Mekanisme Pengendalian Komoditas Utama (MANDAU) sebagai upaya preventif untuk memantau pergerakan harga dan stok komoditas strategis secara lebih cepat.
Untuk mendukung kelancaran distribusi akibat dampak serius kemarau di Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu), TPID Provinsi Kalimantan Timur menyalurkan bantuan beras Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) sebagai respons darurat terhadap bencana kekeringan bagi masyarakat Mahulu. Sebagai penguatan komunikasi efektif, koordinasi antar TPID Se-Kaltim terus dilakukan melalui rapat teknis maupun High Level Meeting (HLM) untuk mengambil langkah konkret upaya pengendalian inflasi.
Ke depan, TPID Provinsi Kaltim akan terus bersinergi dengan seluruh pemangku kepentingan dalam menjalankan program pengendalian inflasi melalui strategi 4K, serta mendorong realisasi investasi private sektor bisa tumbuh lebih tinggi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi kaltim yang tinggi dan berkelanjutan serta inflasi kalimantan timur yang rendah dan stabil.(adv)
sumber : rilis resmi humas BI Kaltim









Users Today : 854
Users Yesterday : 1117
Total Users : 976540
Total views : 5324297
Who's Online : 12