SANGATTA – Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Kutai Timur Ayub Dib mengatakan, masyarakat yang ada di desa masih kesulitan untuk mengakses informasi secara langsung ke perpustakaan.
“Masyarakat di desa juga dituntut untuk terus mengikuti segala perkembangan informasi. Kalau di tidak bisa mengakses internet, cara yang bisa dilakukan adalah dengan membaca buku,” ujarnya pada Jumat (2/11/2022).
Ditambahkannya, kondisi geografis di Kutim yang sangat luas tidak memudahkan setiap orang untuk dapat mengakses internet. Salah satu cara untuk dapat meningkatkan pengetahuan adalah dengan cara membaca buku.
Keterbatasan perpustakaan di desa menyebabkan masyarakat lebih gemar mengandalkan telepon genggam yang mereka miliki. Kendalanya adalah jika jaringan internetnya tidak stabil ataupun keterbatasan kuota.
Salah satu cara yang paling murah dan mudah mengakses informasi baik daerah maupun nasional adalah dengan membaca buku. Namun juga masih menjadi kendala karena tidak semua kecamatan memiliki perpustakaan yang memadai.
Menurut Ayub, untuk membiasakan masyarakat desa untuk gemar membaca buku perlu adanya komitmen dari Pemerintah Desa untuk membangun ilmu di masyarakatnya. Pemerintah desa juga harus memiliki program untuk menggelorakan semangat gemar membaca.
Masyarakat desa yang tidak bisa mengikuti perkembangan zaman maka akan kalah dengan orang yang memiliki informasi lebih. Selain itu, perkembangan ekonomi dan segala peluang usaha memerlukan informasi yang cepat untuk didapatkan.
“Pihak desa juga harus punya komitmen untuk membangun perpustakaan sebagai gudang ilmu di masyarakatnya. Salah satu caranya dengan menggelorakan semangat gemar membaca buku baik bagi para pelajar maupun masyarakat,” ujar dia.(adv/kominfokutim)