Kukar.Lensaborneo.com – Dinas Pariwisata Kutai Kartanegara (Dispar Kukar) mengubah cara kerja dalam mengembangkan sektor wisata desa, dengan mengutamakan pendekatan langsung ke lapangan dan membangun komunikasi intensif bersama warga pengelola wisata.
Langkah ini sengaja ditempuh untuk menghilangkan kesan bahwa kebijakan pariwisata hanya dibuat dari balik meja tanpa memahami realitas dan potensi unik tiap desa.
“Kalau ingin program berhasil, pejabat jangan hanya duduk di kantor. Harus turun ke desa, dengar langsung kebutuhan dan kondisi di lapangan,” ujar Sekretaris Dispar Kukar, Sugiarto, pada Senin (10/6/2024).
Menurutnya, Kecamatan Tenggarong Seberang menjadi salah satu wilayah yang memiliki potensi wisata alam dan budaya yang besar, namun belum tergarap optimal karena kurangnya pendekatan yang menyentuh langsung ke masyarakat.
“Seringkali kita tidak benar-benar tahu tantangan di desa. Kalau hanya berdasarkan laporan di atas kertas, solusinya tidak akan tepat,” tambahnya menjelaskan.
Dispar Kukar kini berupaya membangun model pengembangan wisata berbasis pendampingan aktif. Dalam skema ini, pejabat teknis rutin hadir di desa untuk berdialog, menyusun program bersama masyarakat, dan memberikan pendampingan yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan tiap destinasi.
“Setiap desa punya cerita dan potensi berbeda. Pendampingannya pun harus disesuaikan, tidak bisa pakai pola yang sama,” jelasnya lagi.
Pendekatan ini juga melibatkan kelompok sadar wisata (pokdarwis), pemerintah desa, hingga pelaku UMKM, sehingga pembangunan pariwisata benar-benar menjadi gerakan bersama yang berkelanjutan.
“Kalau masyarakat merasa diajak dan dilibatkan, mereka akan punya rasa memiliki. Ini yang akan membuat pariwisata desa lebih kuat,” ucap Sugiarto.
Dispar Kukar pun telah menyiapkan berbagai program pelatihan, mulai dari peningkatan kapasitas manajemen wisata, pelayanan pengunjung, hingga strategi pemasaran. Tujuannya agar warga desa bisa menjadi pengelola wisata yang profesional.
“Kita ingin SDM lokal di desa mampu mengelola wisata sendiri dengan standar yang baik dan daya saing tinggi,” katanya.
Selain itu, program ini juga mendukung misi Pemkab Kukar yang mendorong pembangunan ekonomi berbasis komunitas. Dengan wisata yang berkembang, pendapatan warga meningkat dan peluang kerja baru tercipta.
“Kalau desa wisata maju, dampaknya terasa langsung bagi masyarakat. Ekonomi desa jadi lebih hidup,” tambahnya.
Bagi Dispar Kukar, keterlibatan langsung pejabat di lapangan bukan sekadar kunjungan seremonial, tetapi bagian dari upaya membangun kepercayaan masyarakat dan menciptakan ekosistem pariwisata desa yang adaptif terhadap perubahan.
“Kalau pejabat rutin hadir dan mendampingi, desa akan lebih percaya diri dan berani mengembangkan potensinya,” pungkas Sugiarto. (Adv/Kominfokukar)