Penulis : Ony
Editor : MR
Samarinda,LensaBorneo.com— Kasus yang menimpa anak balita Usia 4 thn, Ahmad Yusuf Ghazali, di Samarinda, telah memasuki babak baru, dengan di bongkarnya kembali makam almarhum Yusuf untuk di otopsi oleh Tim ahli Forensik dari Mabes Polri, menyita seluruh masyarakat Indonesia. Hal ini mendapat perhatian serius dari Istri Walikota Samarinda yang juga menjabat sebagai anggota DPRD Provinsi Kalimantan Timur, yang duduk di komisi IV, di juluki Bunda Paud dan Ibu dari Masyarakat Samarinda, Hj Pudji Setyawati Syahari Jaang. Sangat prihatin atas kasus yang menimpa Ananda Yusuf .
Di temuai lensaborneo, di sela-sela kegiatan resesnya, pada Kamis ( 20/02/2020 ), Ibu Jaang, panggilan akrab beliau, mengungkapkan sudah mengikuti kasus ini dari awal, Miris prihatin dan Sedih tentunya.
“ Saya selaku Istri Walikota Samarinda, atau Ibu dari Masyarakat Samarinda dan selaku Bunda Paud Sangat prihatin sekali, terutama atas kasus Ananda Almarhum Yusuf Ahmad Ghazali, yang sudah menjadi perhatian masyarakat Indonesia. Hal ini bukan saja menjadi pemikiran saya pribadi, sebagai Istri walikota, SKPD, dan seluruh Masyarakat Kaltim, Karena ini merupakan kasus yang langka terjadi dan baru pertama terjadi di Samarinda. Dimana anak usia dini di bawah pengasuhan tempat penitipan anak yang hilang dan baru di dapat 16 hari kemudian dalam kondisi yang menggenaskan dimana ada beberapa anggota tubuh yang sangat vital hilang,” Ungkap Ibu Jaang dengan mata berkaca – kaca.
Perempuan yang selalu mewek ketika ada kasus kekerasan yang terjadi, khusunya kepada anak, merasa prihatin, dan emosional, karena menurutnya kasus ini baru pertama kali terjadi di Samarinda.
“ Keprihatinan ini merupakan sebuah tekad dan kewaspadaan dari Kami semua, Saya tentunya berharap banyak, bahwa kasus ini cepat dan segera terungkap siapa pelakunya, dan Tendensi apa Yusuf Hilang dan di temukan dalam kondisi yang tidak wajar,” Jelasnya dengan suara tertahan.
Pudji Sangat berharap, kalau kasus ini segera terungkap, setidaknya akan memberikan ketenangan kepada seluruh orang tua, karena menurutnya dampak dari kasus ini, tidak hanya berdampak besar, bagi anggota keluarga Yusuf Almarhum, tetapi berdampak kepada seluruh aktifitas masyarakat, Khususnya keluarga-keluarga muda yang mempunayi anak usia dini 0 sampai 6 tahun, karena usia usia tersebut sangat membutuhkan perhatian khusus, bukan saja dari orang lain khususnya. Juga perhatian dari kedua orang tua. Yang akan menitipkan anak-anaknya di tempat penitipan.
“ Saya Selaku Bunda Paud dan orang tua bagi seluruh masyarakat Samarinda meminta kepada para penegak hukum, betul-betul di tindak seadil – adilnya, setegas tegasnya, dan ini menjadi sebuah hukuman penjera bagi mereka yang berbuat kejahatan dan tidak terulang lagi di Samarinda” ,bebernya.
Pudji tidak berharap apa yang di sampaikan Hotman Paris, itu benar adanya, kejahatan yang teroganisir soal penjualan organ tubuh. ini adalah sebuah kejahatan yang tidak manusiawi dan harus di hukum seberat beratnya.
Ia juga mengajak warga Samarinda khususnya, berdoa bersama dan kasus ini cepat terungkap dan dapat memberikan ketenangan bagi Masyarakat. Dan kasus ini tidak terulang kembali. Dan pelaku-pelaku nya cepat di tangkap dan minta kepada penegak hukum untuk menindak secara tegas.
“ Yang lebih penting lagi, Saya sebagai orang tua Masyarakat Samarida, kita harus waspada , kalau kita ingin menitipkan anak anak kita, orang tua harus turun langsung melihat dimana anak kita di titipkan dan kita tau persis tempatnya, bangunannya, apakah merasa aman untuk anak anak kita, dan kita sebagai orang tua harus kenal betul guru atau orang yang kita titipkan anak anak kita, karena bagaimanapun, mereka akan menggantikan peran orang tua selama di titipkan, paling tidak mempunyai Satu jiwa dan komitmen yang sama, dan pola prilaku hidup yang sama, dan ini merupakan tanggung jawab kita bersama,” harapnya