Kukar.Lensaborneo.com – Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) tengah serius membangun kekuatan baru di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif lewat pelatihan fotografi bersertifikat nasional yang dirancang berjenjang.
Program ini bukan hanya soal meningkatkan keterampilan warga, melainkan menciptakan kader pelatih lokal—“juru potret” andalan Kukar—yang mampu melatih dan menggerakkan potensi di seluruh kecamatan.
Inisiatif ini dijalankan oleh Dinas Pariwisata (Dispar) Kukar melalui program sertifikasi fotografi dengan metode Training of Trainer (TOT). Peserta yang lolos akan diberdayakan sebagai pelatih di daerah masing-masing, mengurangi ketergantungan pada pelatih dari luar.
“Kami ingin pelatihan ini terus berkembang dan mandiri. Kalau kita terus mengundang narasumber dari luar, biayanya tinggi dan dampaknya kurang terasa di jangka panjang,” kata Kepala Bidang Pengembangan SDM Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Dispar Kukar, Antoni Kusbiantoro, Senin (10/6/2024).
Fotografi dipilih sebagai tahap awal karena perannya yang sangat vital dalam dunia pariwisata modern. Visual yang kuat dan menarik mampu memperkenalkan destinasi wisata Kukar ke pasar yang lebih luas.
“Foto yang punya karakter akan membawa cerita yang kuat. Ini yang ingin kami kejar agar destinasi wisata kita makin dikenal,” ujarnya.
Pelatihan ini tidak hanya mencakup aspek teknis fotografi, tetapi juga storytelling visual, standar industri, hingga bagaimana mengemas karya visual menjadi bagian dari promosi destinasi.
Tahapan selanjutnya, para peserta TOT akan dipersiapkan menjadi pelatih kecamatan. Dispar Kukar menargetkan mulai tahun depan pelatihan fotografi bisa digelar serentak di 20 kecamatan dengan mengandalkan pelatih dari warga lokal.
“TOT ini baru awal. Target kami jelas: membangun jaringan pelatih yang bisa terus menyebarkan ilmu dan pengalaman di komunitas masing-masing,” ujar Antoni.
Rencana Dispar Kukar tidak berhenti di pelatihan fotografi. Ke depan, kurikulum pelatihan lainnya akan menyusul, seperti public speaking, pengembangan konten media sosial, dan penyusunan narasi promosi digital. Semua disiapkan untuk membentuk SDM kreatif yang bukan hanya mahir secara teknis, tetapi juga siap berwirausaha.
“Kami ingin SDM yang lahir dari program ini punya kemampuan dan mentalitas sebagai pelaku ekonomi kreatif yang tangguh,” tegas Antoni.
Selain membangun kapasitas, pendekatan ini juga dirancang agar tidak ada lagi kesenjangan akses pelatihan antar wilayah. Setiap kecamatan nantinya diharapkan punya pelatih yang berasal dari warganya sendiri.
“Kalau SDM lokal yang mengajarkan sesama, proses pembelajaran akan jauh lebih efektif dan berkelanjutan,” kata Antoni.
Ia optimistis, dengan proses kaderisasi yang serius dan konsisten, Kukar bisa melahirkan banyak talenta kreatif yang siap bersaing.
“Potensi anak muda Kukar besar sekali. Kami tinggal membuka ruang dan membantu mereka berkembang,” tutupnya.
Dengan pendekatan ini, sektor ekonomi kreatif di Kukar diharapkan bisa melangkah lebih maju dan menjadi pilar baru penggerak ekonomi daerah. (Adv/Kominfokukar)