Samarinda, Lensaborneo.id — Indeks Harga Konsumen (IHK) bulanan Kaltim mengalami deflasi pada Oktober 2019.
Deflasi IHK Kaltim tercatat sebesar 0,37% (mtm), lebih dalam dibandingkan dengan deflasi pada bulan sebelumnya sebesar 0,27% (mtm).
Sementara itu, secara nasional, IHK Oktober 2019 mengalami inflasi sebesar 0,02% (mtm), setelah pada bulan sebelumnya mengalami deflasi sebesar 0,27% (mtm).
“Sampai dengan Oktober 2019, inflasi tahun kalender Kaltim tercatat 1,03% (ytd) atau secara tahunan sebesar 1,51% (yoy),” jelas Kepala Perwakilan BI Kaltim, Tutuk S.H Cahyono, Jumat (01/11/2019).
Deflasi IHK Kaltim terutama didorong oleh deflasi kelompok bahan makanan yang bersumber dari komoditas ikan layang/benggol dan kelompok transportasi.
“Deflasi pada komoditas layang/benggol disebabkan oleh arus gelombang serta cuaca yang kembali kondusif serta pola siklikal produksi yang tinggi pada periode berjalan,” terang Tutuk.
Berdasarkan kota pembentuknya, deflasi terjadi baik di Kota Balikpapan maupun Kota Samarinda. Deflasi IHK di Kota Balikpapan tercatat sebesar 0,69% (mtm), lebih dalam dibandingkan dengan deflasi pada periode sebelumnya sebesar 0,03% (mtm).
“Deflasi tersebut dipengaruhi oleh kelompok bahan makanan, khususnya kangkung, dan kelompok transportasi dan komunikasi yang bersumber dari penurunan tarif angkutan udara,” kata Tutuk.
Komoditas kangkung dan tarif angkutan udara kota Balikapapan tercatat masing mengalami deflasi sebesar 26,26% (mtm) dan 8,99% (mtm) serta memberikan andil terhadap deflasi masing masing sebesar 0,20% (mtm) dan 0,33% (mtm). Sementara itu, deflasi IHK di Kota Samarinda tercatat sebesar 0,12% (mtm), lebih rendah dibandingkan deflasi pada bulan sebelumnya sebesar 0,46% (mtm).
Deflasi di Kota Samarinda dipengaruhi oleh kelompok bahan makanan terutama komoditas ikan layang/benggol dan tongkol/ambu-ambu yang mengalami deflasi sebesar 13,73% (mtm) dan 12.80% (mtm) serta memiliki andil sebesar 0,10% (mtm) dan 0,06% (mtm) terhadap deflasi Samarinda.
Kantor Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur dan segenap stakeholder yang tergabung dalam TPID senantiasa memantau perkembangan pergerakan inflasi Kaltim. Dalam rangka upaya antisipatif kenaikan harga bawang merah menjelang periode Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN), TPID Kota Samarinda mempersiapkan konsep kerjasama dengan Pemkab Brebes dengan melibatkan Perusda Kaltim (PD PAU).
“Langkah koordinasi di tingkat high level tetap dilakukan oleh seluruh TPID di Kaltim untuk memastikan pencapaian inflasi sesuai dengan target. Bank Indonesia secara konsisten akan terus melakukan asesmen terkait perkembangan perekonomian dan inflasi Kaltim terkini guna menuju sasaran inflasi akhir tahun yaitu sebesar 3,5+1% (yoy),” tandas Tutuk.
Penulis : Ony Resita
Editor : Nur