

Penulis : Handoko
Editor : Redaksi02
Samarinda,Lensaborneo.id – Hari ini, Rabu (9/9/2020) tiga Paslon Pilwali Samarinda 2020 ikuti rangakaian tes psikologi yang dilaksanakan di gedung Assessment Center BKD Kaltim Jalan Kartini No 13.
Pengalaman mengikuti tes psikologi kali ini dibagikan Paslon kepada awak media.
Sarwono, bakal calon Walikota Samarinda 2020 ini mengaku tes psikologi yang dilaluinya ini sangat bermanfaat, khususnya bagi dirinya sendiri. Menurutnya, penguji akan dapat mengetahui langkah apa yang dilakukan oleh calon pemimpin jika satu saat nanti terpilih menjadi pemimpin di Samarinda.
“Tes ini sangat bagus untuk menggali niat, semangat dan tujuan serta orientasi menjadi seorang pemimpin. Tinggal antara ketulusan menjawab tentang apa yang kita pikirkan saja,” kata dia.
Sarwono membeberkan tes dibagi menjadi dua sesi, sesi tertulis dan sesi wawancara. Ia menilai, tes tertulis berguna untuk mengetahui dan mengukur potensi dan karakter yang dimiliki seseorang.
Sedangkan tes wawancara, lanjut Sarwono, berbagai macam pertanyaan ditanyakan oleh dua Psikolog.
“Yang ditanya seputar kehidupan pribadi sampai tujuan mengikuti Pilkada,” tambahnya lagi.
Sementara itu, Andi Harun, calon Walikota Samarinda mengaku yakin akan mendapat nilai yang baik untuk tes hari ini. Ia mengaku, tes psikologis seperti ini bukan hal yang baru baginya, sedikitnya ia sudah menjalani sebanyak 3 tes psikologis.
“Sudah ada pengalaman jadi tidak kaget,” ucapnya.
AH sapaan akrab Andi Harun membeberkan, ada sekitar 200 soal yang diberikan tim penguji untuk tes tertulis.
“Ini yang makan waktu lama, karena soalnya banyak dan harus benar-benar diteliti, selain itu hurufnya juga kecil-kecil. Kita juga diminta untuk menggambar pohon, manusia dengan profesi dan itu dijelaskan,” ungkapnya.
Peserta yang paling “uncit” menyelesaikan tes psikologis adalah Darlis Pattalongi.
Kepada awak media, ia mengatakan tes ini menunjukkan seberapa besar tingkat kejujuran yang dimiliki masing-masing peserta. Ia pun lebih mengedepankan kejujuran.
“Jika tidak jujur, hasilnya manipulatif buat kita. Hasil tes ini akan menggambarkan diri seseorang secara utuh. Jika tidak jujur dan berlandaskan nilai-nilai ideal, maka tidak menggambarkan utuh diri kita seperti apa,” katanya.
Dikatakan Darlis, karena ruangan terbatas, maka dibagi menjadi dua, pertama untuk calon Walikota dan kedua untuk calon Wakil Walikota.
Kepada masyarakat yang akan menjalani psikotes serupa, ia mengingatkan agar dapat menjawab dengan kejujuran.
“Seorang calon dapat menilai diri dan kelebihan saat memimpin suatu hari nanti,” pungkasnya.