KUTAI TIMUR – Perkembangan kasus Covid-19 di Kabupaten Kutai Timur (Kutim) menunjukan tren kenaikan yang cukup signifikan. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur Bahrani menerangkan, meski terjadi peningkatan kasus yang cukup signifikan namun tingkat keterisian rumah sakit sangat minim dan kasus pasien Covid-19 yang meninggal dunia juga rendah.
“Bahkan, per hari ada tambahan kasus sebanyak 5-10, artinya per hari ada puluhan orang dinyatakan terpapar Covid-19. Kondisi ini membuat Kabupaten Kutai Timur kembali masuk pada zona merah, setelah sebelumnya bertahan pada zona hijau.
Hal ini disampaikan oleh Itu artinya, masyarakat yang terpapar Covid-19 menjalani isolasi mandiri di rumahnya masing masing,” jelas Bahrani pada Jumat (18/11/2022).
Perkembangan Covid-19 di Kutai Timur saat ini sedang mengalami peningkatan.Makin hari makin banyak kasus, per hari biasa ada 10-15 kasu baru.
Bahrani menyebutkan, saat ini Covid-19 ada varian baru yakni XBB, yang mana penularannya 70 kali lebih cepat dibandingkan dengan varian Delta.
Ia meminta kepada masyarakat untuk kembali taat dalam menerapkan aturan protokol kesehatan seperti dengan memakai masker, menjaga jarak, sering mencuci tangan, menjauhi kerumunan dan lain lain.
Selain itu, dirinya juga meminta masyarakat untuk menjaga pola makan dengan baik, artinya harus mengkonsumsi makanan minuman yang memiliki nilai gizi tinggi agar daya tahan tubuh tetap terjaga dengan baik.
Ia juga menyampaikan, Covid-19 varian XBB tingkat gejalanya sangat ringan, namun jika sudah terkena dan kondisi daya tahan tubuh sedang lemah maka bisa membuat pasien akan mengalami gejala yang berat.
“Jadi, prokes harus kembali diterapkan.Dengan memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, sering mencuci tangan, menjaga pola hidup bersih dan sehat dan yang lainnya,” ujar dia.
Bahrani menambahkan, kasus baru Covid-19 di Kabupaten Kutai Timur yang terdeteksi pihaknya tidak bisa mengetes apakah mereka terpapar varian Covid-19 XBB atau bukan.Karena, hal itu perlu dilakukan pengecekan atau pemeriksaan medis secara detail.
“Kita tidak tahu apa itu XBB atau bukan, kemungkinan besar sama dengan daerah daerah lain ya itu,” ujarnya. (adv/kominfokutim)