Lensaborneo.com- Ketua Komisi III DPRD Samarinda, Deni Hakim Anwar, menyoroti pentingnya penerapan budaya pemilahan sampah di masyarakat untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan limbah kota.
Ia menggarisbawahi bahwa kebiasaan ini sudah diterapkan di banyak negara maju dan terbukti efektif dalam mengatasi masalah sampah.
“Sebetulnya, kalau budaya memilah sampah ini diterapkan, kita bisa mencontoh negara maju di luar sana,” ujar Deni.
Menurutnya, salah satu tantangan terbesar dalam pengelolaan sampah di Samarinda adalah tidak adanya pemilahan dari sumber. Hal ini menyebabkan semua jenis sampah, mulai dari plastik, biomassa, hingga sampah organik, tercampur menjadi satu.
“Yang bikin repot itu adalah sampah yang tercampur aduk. Akibatnya, prosesnya jadi dua kali kerja. Setelah dikumpulkan, harus dipilah lagi, bahkan sampai di tempat pembuangan juga dilakukan pemilahan ulang. Ini memakan waktu yang panjang,” jelasnya.
Deni menegaskan bahwa perubahan budaya ini tidak hanya akan menghemat waktu, tetapi juga dapat meningkatkan efektivitas pengelolaan limbah oleh petugas kebersihan kota.
Ia berharap pemerintah kota melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Samarinda dapat mempercepat edukasi kepada masyarakat terkait pentingnya pemilahan sampah dari rumah tangga.
“Dengan adanya kesadaran untuk memilah sampah, beban petugas kebersihan akan berkurang, dan proses daur ulang juga bisa lebih optimal. Ini harus menjadi perhatian kita bersama,” pungkasnya.
Penerapan budaya ini, menurut Deni, akan menjadi salah satu langkah strategis untuk mendukung target Samarinda dalam meraih penghargaan Adipura di masa depan. ( Liz/Adv)