Samarinda, Lensaborneo.id – Selama pandemi Covid-19 melanda, sejumlah lembaga pemerintahan dan swasta melaksanakan Work From Home (WFH). Namun, klinik Hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Kaltim tetap melakukan pelayanan, tapi dibatasi hanya dua kali seminggu. Dari pukul 10.00 – 16.00. Jika sebelumnya bisa setiap hari, kini dibatasi demi saling menjaga menggunakan protokol Covid-19.
Kondisi ini juga berlaku di hampir semua Dinas Peternakan dan Kesehatan kabupaten/kota di wilayah Kaltim. Klinik hewan di Kaltim berjumlah sekitar 10 yang tersebar di berbagai kabupaten/kota. Pelayanan klinik hewan berupa vaksinasi rabies dan pelayanan kesehatan lainnya. Hewan-hewan yang datang biasanya merupakan binatang kecil berupa binatang kesayangan yakni anjing maupun kucing. Namun tak menutup pula hewan-hewan besar yakni ternak baik sapi, kambing ataupun unggas.
Menurut Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Kaltim, Drh. Dyah Anggraini, pihaknya juga kerap mendatangi langsung peternak ataupun masyarakat sebagai bentuk surveilans dan sosialisasi. Dinas Peternakan juga diuntungkan dengan kesadaran masyarakat yang kian tinggi dalam memelihara hewan peliharaan maupun ternaknya. Indikasinya dapat dilihat dengan semakin banyaknya klinik-klinik kesehatan hewan mandiri yang dikelola pihak swasta.

“Kesadaran masyarakat cukup tinggi di kota-kota besar terutama dalam memperhatikan kesehatan hewan-hewan kesayangan nya. Khususnya untuk vaksinasi. Itu biasanya rutin. Sudah mulai sadar mereka lakukan vaksin rabies dan vaksin lengkap yakni influensa dan distemper,” jelas Dyah saat Lensaborneo.id menemui di ruang kerjanya.
Wilayah di Kaltim yang memiliki kesadaran cukup tinggi dalam memelihara hewan kesayangan adalah di Samarinda, Balikpapan, dan Bontang. Meskipun mahal, para penyanyang binatang tersebut sudah sadar untuk ke klinik-klinik maupun dokter hewan bila menemui gejala sakit pada peliharaannya.
“Iya masyarakat sudah sadar meski mahal, terutama untuk kucing. Untuk yang ras biasanya vaksinnya lengkap, kalau yang lokal cukup vaksin rabies saja,” terangnya.
Di klinik Dinas Peternakan mengalami penurunan pemeriksaan kesehatan karena intensitas pembukaan klinik satu minggu dua kali. “Ya banyakan yang dilarikan ke teman-teman di praktek swasta,”ungkapnya.