KUTAI TIMUR,– Jelang Pilkada 2024, kesigapan dan kesiapan anggota Bawaslu perlu dioptimalkan. Oleh karena itu Bawaslu Kabupaten Kutim diharapkan menerapkan langkah antisipatif cegah pelanggaran pemilu dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat, pelajar, mahasiswa, hingga komunitas termasuk relawan Taruna Tanggap Bencana (Tagana).
Pelibatan seluruh elemen masyarakat itu sebagai bentuk bagian politik. Proses perekrutan pengawas pemilu di setiap kecamatan juga diharapkan dilakukan secara transparan. Tujuannya agar masyarakat tahu anggota yang terpilih tidak terafiliasi dengan pihak dengan potensi pelanggaran pemilu.
“Kami harap Bawaslu terus memanfaatkan semua energi dari seluruh elemen masyarakat, mulai pengenalan pemilu ke pemilih pemula di SMA/SMK Negeri,” jelas anggota Komisi A, Dr Novel Tyty Paembonan saat ditemui di ruang kerjanya.
Ditambahkannya, pelaksanaan Pemilu juga perlu menggandeng mahasiswa lewat diskusi dan bimbingan teknis pengawalan proses pemilu. Berbagai komunitas masyarakat baik petani maupun ibu-ibu UMKM. Kegiatan itu dimaksudkan untuk menekan potensi pelanggaran pemilu yang akan merugikan banyak pihak,”
Anggota Komisi A DPRD Kutim ini juga menilai perlu peran partai politik (parpol) sebagai peserta pemilu untuk terlibat dalam pengawasan. Namun, peran parpol itu tetap melaksanakan tupoksinya masing-masing.
“Jika masyarakat terlibat, maka parpol juga harus ikut andil pengawasannya.Mulai dari awal hingga akhir perhitungan.Terlebih, baik KPU maupun Bawaslu, harus tetap menjalankan fungsi tupoksinya masing-masing,” tambahnya. (adv/dprdkutim)