Kukar.Lensaborneo.com– Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) terus menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kualitas pendidikan non formal di wilayahnya. Kamis (10/4/2025), tiga Unit Sekolah Baru (USB) Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) diresmikan oleh Bupati Edi Damansyah.
Peresmian dilakukan secara simbolis di SKB Desa Sidomulyo, Kecamatan Anggana. Dua unit sekolah lainnya berada di Kecamatan Loa Janan dan Muara Kaman. Ketiganya dibangun menggunakan anggaran Tahun 2024, sebagai bagian dari program prioritas bidang pendidikan.
Prosesi peresmian ditandai dengan penandatanganan prasasti dan pengguntingan pita oleh Bupati Edi. Masyarakat Sidomulyo menyambut hangat kedatangan rombongan Pemkab Kukar, yang disambut pula dengan tarian tradisional khas Mandar, Sulawesi Barat, yakni Pandeng Makkappu.
Tarian ini menjadi simbol kehangatan dan penghormatan terhadap para tamu yang datang. Tradisi tersebut juga menunjukkan keberagaman budaya yang hidup di tengah masyarakat Kukar.
Dalam sambutannya, Bupati Edi menekankan pentingnya pembenahan manajemen dalam operasional SKB. Menurutnya, pembangunan fisik harus dibarengi dengan tata kelola yang baik agar manfaatnya bisa dirasakan optimal oleh masyarakat.
“Saya ingin pengelolaan SKB ini benar-benar diperhatikan. Bukan hanya oleh Disdikbud, tetapi juga oleh camat, kepala desa, dan ketua RT,” ujar Edi dalam pidatonya.
Ia menambahkan bahwa pendidikan non formal merupakan jalur penting dalam mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia, terutama di wilayah yang belum sepenuhnya terjangkau pendidikan formal.
Tak lama setelah peresmian di Desa Sidomulyo, Bupati melanjutkan kunjungannya ke Desa Handil Terusan. Di sana, ia meresmikan dua fasilitas lain, yakni Dermaga milik Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) dan Balai Pertemuan Umum (BPU) yang kini bisa dimanfaatkan warga untuk berbagai kegiatan sosial.
Acara tersebut turut dihadiri oleh jajaran pejabat Pemkab Kukar. Di antaranya Plt Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kukar Joko Sampurna, Kepala Dinas Perhubungan Ahmad Junaidi, serta Camat Anggana Rendra Abdi.
Para kepala desa dan ketua RT se-Kecamatan Anggana juga hadir memberikan dukungan. Ini menunjukkan bahwa pembangunan tidak hanya bersifat top-down, tetapi juga mengandalkan partisipasi warga.
Gedung SKB yang diresmikan akan digunakan sebagai pusat kegiatan belajar dan pelatihan keterampilan. Fasilitas ini terbuka untuk seluruh lapisan masyarakat yang ingin belajar di luar sistem pendidikan formal.
“SKB harus menjadi tempat belajar yang ramah, inklusif, dan mudah diakses. Jangan ada warga yang merasa tertinggal,” lanjut Edi menekankan pesannya.
Pemkab Kukar memprioritaskan pendidikan non formal karena dinilai lebih fleksibel dan mampu menjangkau warga di daerah terpencil. Program ini juga memberi ruang bagi mereka yang putus sekolah atau tidak mampu melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi.
Ketiga USB tersebut merupakan bagian dari strategi besar Pemkab Kukar dalam mewujudkan visi “Kukar Idaman”. Visi ini bertumpu pada pembangunan manusia melalui peningkatan mutu pendidikan dan kesehatan.
Bupati Edi menargetkan, dalam dua tahun ke depan, seluruh kecamatan di Kukar akan memiliki SKB atau pusat pendidikan non formal. Ia juga menegaskan bahwa keberadaan SKB tidak boleh hanya bersifat administratif, melainkan harus hidup dengan kegiatan dan program yang bermanfaat.
“Kita tidak ingin SKB ini hanya menjadi bangunan kosong. Harus ada kegiatan belajar aktif setiap minggunya,” tegasnya.
Program-program unggulan yang akan dijalankan di SKB mencakup pelatihan menjahit, pertanian, tata boga, keterampilan komputer, hingga kursus kewirausahaan. Semua dirancang untuk menjawab kebutuhan warga akan pengetahuan praktis dan produktif.
SKB juga akan menjadi tempat pelaksanaan program kesetaraan pendidikan. Seperti Paket A, B, dan C bagi warga yang tidak menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah.
Dengan pendekatan komunitas, SKB diharapkan mampu membangun rasa percaya diri dan semangat belajar warga. Ini juga menjadi upaya mengurangi kesenjangan sosial yang terjadi akibat ketimpangan akses pendidikan.
Selain itu, keberadaan SKB di wilayah seperti Anggana, Loa Janan, dan Muara Kaman akan mendekatkan layanan pendidikan kepada warga. Mereka tidak lagi harus pergi jauh ke kota untuk mengikuti pelatihan atau mendapatkan ijazah kesetaraan.
Edi juga meminta agar dinas terkait segera menyusun program kerja jangka pendek dan menengah untuk SKB. Ia ingin agar fasilitas yang sudah dibangun tidak menunggu terlalu lama untuk dioperasikan secara aktif.
Dalam waktu dekat, pemerintah akan bekerja sama dengan organisasi masyarakat, perguruan tinggi, dan dunia usaha untuk mengembangkan kurikulum pelatihan yang relevan dan aplikatif.
Ia berharap keberadaan SKB menjadi bagian dari ekosistem belajar sepanjang hayat yang bisa diakses semua usia dan kalangan.
“Pendidikan harus terus berjalan, bahkan setelah kita lulus dari sekolah. SKB adalah tempat belajar tanpa batas umur,” pungkas Edi Damansyah.
Dengan peresmian tiga gedung SKB ini, Pemkab Kukar mengirimkan pesan kuat bahwa pemerataan pendidikan bukan sekadar wacana. Melainkan sebuah langkah konkret menuju masyarakat yang lebih cerdas, terampil, dan berdaya saing. (Adv/Kominfokukar)