Lensaborneo.com, Samarinda- Wali Kota Samarinda, Andi Harun membangun etos kerja baru, responsif terhadap persoalan masyarakat dan kolaboratif dalam menjalankan misi pembangunan kota.
Pria berinisial AH itu juga menegaskan bahwa pemimpin birokrasi tidak cukup hanya duduk di balik meja.
Ia meminta kepala OPD dan pejabat struktural turun langsung ke lapangan untuk melihat sendiri realita masyarakat yang sesungguhnya.
“Kalau bisa, setiap hari kepala OPD dan pejabat turun ke lapangan. Jangan hanya andalkan laporan di meja. Realita pembangunan ada di sana, di tengah masyarakat,” tegasnya, Kamis (1/5/2025).
Lanjut Andi, dengan menyatu bersama masyarakat, para pejabat akan lebih peka dalam menyusun kebijakan maupun perencanaan yang benar-benar menyentuh kebutuhan warga. Ia menyebut hal ini sebagai bentuk “kepemimpinan hadir” yang tidak sekadar simbolik, melainkan aktif dan konkret dalam menjawab persoalan.
Ia menyatakan pentingnya memperkuat budaya kerja yang berbasis keteladanan, sekaligus meminta para pimpinan unit kerja untuk tidak menjalankan tugas secara otoriter atau berdasarkan kepentingan pribadi.
“Pimpin dengan cara membina. Pegawai perlu dilatih, dididik, dan dilibatkan agar bisa berkontribusi maksimal terhadap visi pembangunan kota,” katanya.
Sebagai bentuk apresiasi nyata, Pemkot memberikan Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP) sebesar Rp750 ribu per bulan selama satu tahun kepada ASN dan Non-ASN terpilih.
Selain itu, penghargaan juga diberikan dalam bentuk insentif tunai mulai dari Rp2,5 juta hingga Rp10 juta. Khusus untuk Camat Loa Janan Ilir, Syahruddin, yang segera memasuki masa purna tugas, Andi Harun secara pribadi menghadiahkan ibadah umrah bersama istri.
Andi Harun menekankan bahwa ASN dan Non-ASN merupakan motor penggerak perubahan, bukan sekadar pelaksana tugas administratif.
“Samarinda harus dibangun dengan semangat kerja kolektif yang adaptif dan berorientasi pada pelayanan,” pungkasnya. (Liz/adv)