Samarinda, lensaborneo.com – Isu yang mengatakan bahwa program pendidikan gratis lebih baik digencarkan dibandingkan makan gratis kembali memunculkan perdebatan mengenai prioritas anggaran pemerintah apakah lebih baik dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makan gratis, atau difokuskan pada pendidikan yang dianggap sebagai investasi jangka panjang bagi masyarakat.
Ketua Komisi I DPRD Samarinda, Samri Shaputra, menanggapi aspirasi tersebut dengan menekankan pentingnya keseimbangan dalam kebijakan anggaran.
Ia menilai, baik pendidikan maupun kesejahteraan sosial sama-sama memiliki peran krusial dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Namun, ia juga mengingatkan bahwa setiap kebijakan harus disusun dengan mempertimbangkan kebutuhan riil di lapangan dan kemampuan anggaran daerah.
“Mahasiswa kemarin demo di depan kantor DPRD Kaltim. Mereka menyuarakan kebutuhan pendidikan gratis, bukan makan gratis. Ini menunjukkan bahwa masih ada tantangan dalam akses pendidikan yang harus kita carikan solusinya,” ungkapnya, belum lama ini.
Akan tetapi, ia menyatakan bahwa pemerintah juga tidak bisa serta-merta mengabaikan program makan gratis, karena itu berkaitan dengan kebutuhan dasar masyarakat, terutama bagi anak-anak sekolah.
Samri menekankan bahwa program makan gratis yang sedang menjadi perhatian publik perlu dievaluasi agar implementasinya benar-benar tepat sasaran dan efektif.
Sementara itu, ia juga mendorong agar kebijakan pendidikan bisa lebih berpihak kepada masyarakat, termasuk melalui upaya meningkatkan akses beasiswa, subsidi biaya pendidikan, serta peningkatan kualitas tenaga pengajar dan sarana pendidikan di daerah.
“Langkah terbaik adalah mencari titik temu agar kedua program ini dapat berjalan beriringan tanpa mengorbankan salah satu kepentingan,” tandasnya.
Pendidikan adalah investasi jangka panjang, sementara pemenuhan gizi adalah kebutuhan dasar. Pemerintah perlu mencari formula kebijakan yang tidak hanya memenuhi satu aspek saja, tetapi juga memastikan masyarakat mendapatkan manfaat yang optimal. (Liz/adv)