SAMARINDA,LENSABORNEO.COM– Ruang publik sastra dan budaya harus semakin mewarnai aktifitas manusia Indonesia.“Sastra itu melembutkan hati,” ujar Sunarto Sastrowardojo yang terpilih sebagai Ketua Satu pena di Kalimantan Timur.

Satu pena Pusat yang dipimpin oleh Denny JA ini, kata Sunarto memiliki program kerja yang tidak saja mengakomodir anggota para penulis sastra atau fiksi.
” Tapi semua penulis dari semua disilpin ilmu. Jadi fiksi dan non fiksi bisa masuk jadi anggota Satu pena,” tambahnya.
Menurut dia, Satu pena beberapa waktu lalu sempat terjadi dualisme kepengurusan. Namun sejak Agustus 2021 sudah menyatu dan disahkan oleh Menkumham.
“Satu pena sudah memiliki pengurus dan anggota di 34 provinsi dari Aceh hingga Papua,” kata Sunarto,
Seraya menambahkan Satu pena menjadi satu-satunya organisasi yang mampu bertahan hingga usia 10 tahun di era reformasi.
“Saat ini sudah tiga belas provinsi yang keberadaannya bisa dilacak jejak digitalnya, yakni Aceh, Sumbar, Sumsel, Jogya, Jateng, Kaltim, Kalimantan Utara, Sulawesi Barat, Sulawesi Utara Sulawesi Selatan, Maluku Utara Papua dan Papua Barat,” katanya
Menurut Sunarto Sastrowardojo Satu pena memiliki visi yang jelas, leadership yang konsisten berintegritas juga memiliki sumber pendanaan yang cukup.
”Sampai saat ini Ketua Umum sudah mengalokasikan anggaran satu miliar rupiah lebih untuk memacu etos kerja anggotanya di seluruh Indonesia,” ujar penulis buku Antologi Kota Indonesia ini.
Organisasi penulis di Indonesia, kata di jika dibandingkan dengan negara lain. India misalnya.
Di India ada persatuan penulis yang terbetuk sejak tahun 1935 dan hingga sekarang masih berjalan. Bahkan melahirkan pemimpin – pemimpin India yang berkualitas.
Di Kalimantan Timur sendiri Satu pena sudah memiliki kepengurusan yang terdiri dari hampir seluruh anggota di kabupaten dan kotaKalimantan Timur.
”Diantaranya Balikpapan, Bontang, PPU, Paser, Berau dan Samarinda. Insha Allah kami akan roadshowkedaerah lain, Kutai Timur, KutaiKartanegara, Mahakam Ulu, Kutai Barat, katanya.
Program kerja Satupena Kalimantan Timur, jelas Sunarto, akan mengadaka npertemuan rutin anggota, penyusunan antologi, cerita tradisional, penulisan buku seri Arsitektur Nusantara hingga penguatan penerbit buku.
“Dalam waktu dekat kami juga akan berusaha memecah kan rekor Muri dengan mengelar Tarian Tradisional Ronggeng Pesisir Terpanjang di Indonesia,” tegasnya (*)
Penulis : Snrto
Editor : Redaksi 02