Lensaborneo.com, Samarinda – Komitmen Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda dalam membangun lingkungan ramah anak.
Pemkot Samarinda menegaskan bahwa Kota Layak Anak (KLA) adalah refleksi dari sistem perlindungan anak yang terintegrasi lintas sektor.
Wali Kota Samarinda, Andi Harun, menekankan pentingnya keterlibatan aktif seluruh jajaran pemerintahan dalam mewujudkan ekosistem yang benar-benar layak bagi tumbuh kembang anak.
“Kita akan memastikan setiap anak di Samarinda bisa tumbuh dengan aman, sehat, dan terpenuhi haknya,” kata Andi Harun, Senin (26/5/2025).
Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, proses penilaian tahun ini dilakukan melalui metode pelaporan digital dengan bukti dokumentasi kegiatan secara autentik. Skema ini dipilih sebagai bentuk efisiensi anggaran oleh pemerintah pusat.
Total ada 24 indikator yang harus dipenuhi, mencakup lima klaster penilaian yang melibatkan hak sipil anak, lingkungan keluarga, kesehatan, pendidikan, hingga perlindungan khusus.
Andi Harun menambahkan bahwa pencapaian predikat KLA bukan hanya tanggung jawab satu instansi, melainkan membutuhkan kerja kolektif lintas Organisasi Perangkat Daerah (OPD), hingga ke tingkat kelurahan.
“Setidaknya ada 30 OPD yang memiliki tanggung jawab sesuai peran masing-masing. KLA bukan program Disdalduk KB atau Dinas Sosial semata, tetapi semua lini punya peran. Dari Dinas Kesehatan, Pendidikan, PUPR, sampai ke Satpol PP dan Disdukcapil,” ujarnya.
Pemkot Samarinda juga menyiapkan berbagai strategi agar penilaian tidak hanya memenuhi aspek administratif, tetapi benar-benar mencerminkan situasi di lapangan.
Salah satunya dengan memperkuat Forum Anak, memperluas zona bebas asap rokok, meningkatkan layanan kesehatan ramah anak, serta memperbanyak ruang publik yang inklusif dan aman untuk bermain.
Upaya ini tak lepas dari semangat untuk menjadikan Samarinda sebagai kota yang menjamin pemenuhan hak anak tanpa diskriminasi. Dalam jangka panjang, strategi ini juga selaras dengan visi kota cerdas dan berkelanjutan yang menempatkan sumber daya manusia sebagai aset utama.
“Yang kita dorong adalah sistem yang bekerja. Jika seluruh unsur bergerak sesuai fungsinya, maka bukan hanya predikat KLA yang kita raih, tapi kualitas hidup anak-anak Samarinda juga akan meningkat,” pungkas Andi Harun.
Predikat KLA bukan sekadar prestise, tetapi bentuk pertanggungjawaban negara dalam memberikan perlindungan yang menyeluruh bagi generasi masa depan. Samarinda kini berusaha menjadikan konsep itu nyata dalam setiap aspek kebijakan publik. (Liz/adv)