Oleh : Sri Ayuningsih
Diawal tahun 2020, dunia dihadapkan pada pandemi Coronavirus disease 2019 (COVID-19). World Health Organization (WHO) memberi nama virus dari penyakit tersebut Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus (SARS-CoV-2). Menurut data, per tanggal 2 Maret 2020 kasus pasien terkonfirmasi covid-19 di Indonesia berawal dari 2 kasus positif covid-19, hingga Minggu (21/6/2020) kasus tersebut semakin meningkat dan mencapai angka 45.891 kasus positif, lalu sebanyak 18.404 sembuh dan 2.465 meninggal dunia (https://covid19.go.id).
Data kasus Covid-19 di Samarinda pada Minggu (21/06/2020) yang dikumpulkan hingga pukul 12.00 WITA, yakni dari 65 kasus positif, 53 diantaranya sembuh, 11 masih dirawat dan 1 meninggal dunia (https://covid19.kaltimprov.go.id).
Pandemi di tengah perkembangan teknologi informasi, yang terus meningkat seiring berkembangnya revolusi industri 4.0 dan penetapan tatanan kehidupan normal baru atau yang lebih dikenal dengan istilah new normal, menjadi momok yang tidak dapat dipisahkan dan tidak dapat dipungkiri bahwa kehidupan sosial di tengah pandemi telah mengubah gaya hidup masyarakat khususnya kaum milenial.
Sebagaimana kita ketahui, bahwa generasi milenial merupakan agent of change, sehingga peran milenial sangatlah penting dalam memahamkan dan mengajak masyarakat untuk lebih aware terhadap kesehatan diri sendiri dan orang sekitar. Penerapan protokol kesehatan dalam tatanan kehidupan normal baru, yakni mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, memakai masker saat keluar rumah, menghindari keramaian, menjaga kebersihan diri dan lingkungan serta physical distancing.
Terlepas dari peran tersebut, milenial haruslah terlebih dahulu menjadi role model bagi diri sendiri, keluarga dan lingkungan sekitar. Contoh kecilnya, seperti dengan menghindari budaya nongkrong khususnya di tempat keramaian.
Menurut Ni Putu (2018), Milenial memiliki beberapa karakteristik, pertama, kemampuan mengakses teknologi informasi yang lebih baik dari generasi sebelumnya. Sehingga media sosial menjadi bagian kehidupan yang tidak dapat dipisahkan. Sumber informasi dan pengetahuan kini semakin mudah diakses melalui Internet.
Kedua, milenial lebih memiliki jiwa keberanian dalam berinovasi yang cenderung dalam teknologi dan informasi, contohnya membuat startup atau memulai bisnis baru.
Ketiga, milenial lebih menyukai kemandirian, sehingga tidak jarang milenial memilih bebas dan mandiri dalam melakukan sesuatu.
Keempat, milenial merupakan generasi yang menyukai sesuatu yang instan. Tentu ciri ini dapat dilihat dari dua sudut pandang yakni positif dan negatif. Pada perspektif positif, milenial menyukai sesuatu yang praktis sedangkan dari perspektif negatif yakni milenial akan cenderung menjadi pribadi yang kurang sabar karena terbiasa dengan sesuatu yang instan sehingga hal ini dapat memicu tekanan dan stres bagi generasi millenial.
Karakteristik-karakteristik di atas dapat menjadi potensi bagi milenial guna menyuarakan semangat dalam era new normal dengan menggunakan media sosial yang hampir digunakan setiap hari seperti WhatsApp, Twitter, Facebook, Instagram, YouTube dan MeTube serta saluran telekomunikasi yang akan mempermudah jangkauan pesan perilaku kesehatan yang tentunya harus dilakukan secara masif dan konsisten.
Inovasi, dan kreativitas milenial juga dapat disalurkan diberbagai komunitas maupun instansi terkait agar gagasan dan ide milenial dapat tersalurkan dan tepat sasaran.
Milenial yang memanfaatkan kemajuan teknologi selain demi menghadirkan proses kerja efektif dan efisien namun juga untuk meminimalisir pertemuan fisik yang dapat memicu bertambahnya kasus covid-19 saat ini. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya generasi muda yang menginisiasi berbagai kegiatan seminar online melalui berbagai platform media sosial dengan mangangkat isu-isu terkini dengan jejaring yang lebih luas.
Semangat milenial dalam bentuk gotongroyong dan kebersamaan juga dapat diwujudkan dalam implementasi promotif dan preventif kesehatan yang berupa KIE (Komunikasi Informasi dan Edukasi) yang tentunya dengan gaya dan ciri khas dari milenial yang dapat dilihat dari berbagai konten edukasi mengenai kegiatan-kegiatan yang mampu dilakukan selama pandemi sembari mengasah potensi diri maupun informasi positif dan pengetahuan bagi masyarakat guna memberi dukungan pencegahan covid-19.
Selain gencar dalam kampanye kesehatan hal yang paling penting ialah optimisme generasi milenial sebagai role model dalam memasuki era new normal dengan langkah gotongroyong yang dilakukan dengan seluruh komponen bangsa. Mengajak seluruh elemen masyarakat meningkatkan kewaspadaan dengan mengikuti protokol kesehatan demi memutus mata rantai penularan Covid-19 yang telah menyebar di Indonesia selama hampir 3 bulan terakhir.