Kukar.Lensaborneo.com– Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara kembali mempertegas komitmennya dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan dasar di pedesaan. Hal ini ditunjukkan melalui peresmian tiga posyandu baru di Kecamatan Kota Bangun Darat dan Kota Bangun pada Senin (7/4/2024).
Peresmian dilakukan langsung oleh Bupati Kutai Kartanegara, Edi Damansyah, dalam rangkaian kunjungan kerjanya ke sejumlah desa. Ketiga posyandu tersebut yakni Posyandu Berseri I di Desa Kota Bangun I, Posyandu Pinang Merah II di Dusun Sidomulyo, Desa Loleng, dan Posyandu Belayan I di Desa Muhuran. Masing-masing posyandu dibangun di atas lahan seluas 54 meter persegi.
Kehadiran fasilitas ini menjadi bagian penting dari strategi percepatan penanganan stunting dan peningkatan layanan kesehatan ibu dan anak. Peresmian ditandai secara simbolis dengan pemotongan pita, penandatanganan berita acara, serta penyerahan bangunan oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Arianto kepada ketua pengurus posyandu.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut beberapa pejabat daerah, seperti Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Muhammad Taufik, Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman M Aidil, serta Pelaksana Tugas Camat Kota Bangun Abdul Karim.
Dalam sambutannya, Edi Damansyah menyampaikan ucapan Idulfitri kepada warga setempat, seraya memberikan apresiasi terhadap partisipasi masyarakat dan kader posyandu yang terus aktif dalam pelayanan kesehatan.
“Atas nama pribadi dan Pemerintah Kabupaten Kukar, saya ucapkan mohon maaf lahir dan batin,” ujar Edi pada Senin (7/4/2024).
Ia menyoroti pentingnya posyandu sebagai garda depan layanan kesehatan dasar, terutama bagi balita dan ibu hamil. Menurutnya, keberadaan posyandu yang kuat akan membantu pemerintah dalam menekan angka stunting dan memperbaiki kualitas tumbuh kembang anak di desa.
“Posyandu harus jadi pusat layanan utama kesehatan balita dan ibu hamil, terutama di wilayah pedesaan,” tegas Edi dalam pidatonya.
Edi juga mengenang perjuangan para kader posyandu pada masa lalu, yang harus bekerja dengan alat sederhana untuk menimbang dan mengukur balita.
“Saya ingat dulu, kader posyandu menimbang balita pakai tajong, ukur panjang badan pakai meteran kain,” katanya mengenang masa awal posyandu beroperasi.
Kini, katanya, situasinya sudah jauh berubah. Posyandu yang baru dibangun ini telah dilengkapi dengan fasilitas modern, seperti alat timbang digital, perlengkapan kesehatan, hingga pelatihan bagi kader. Semua ini merupakan hasil integrasi program pembangunan desa melalui dana desa dan dukungan program Kukar Idaman.
“Ini bagian dari realisasi program Kukar Idaman yang kami jalankan bersama Pak Rendi,” jelas Edi.
Ia menekankan bahwa program revitalisasi posyandu akan terus dilanjutkan untuk mencakup desa-desa lain yang masih minim fasilitas kesehatan. Menurutnya, pembangunan fisik hanyalah salah satu aspek, sementara pelatihan kader dan pemberdayaan masyarakat menjadi faktor kunci dalam keberhasilan layanan kesehatan di desa.
“Posyandu bukan cuma bangunan, tapi pusat edukasi dan pendampingan warga soal gizi dan kesehatan,” jelas Edi lebih lanjut.
Dalam kesempatan itu, ia juga menyampaikan pentingnya 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) sebagai periode emas bagi pertumbuhan anak. Ia menjelaskan bahwa selama masa ini, perkembangan otak, daya tahan tubuh, dan pertumbuhan fisik berlangsung sangat cepat.
“Ini masa krusial, karena sistem tubuh, kognitif, dan kekebalan anak terbentuk pesat,” ujarnya.
Karena itu, ia mengimbau para kader untuk tidak hanya fokus pada penimbangan, tetapi juga aktif dalam memberi edukasi soal gizi, pola asuh, dan pentingnya makanan sehat.
“Kualitas kader yang terlatih akan berdampak langsung pada kesehatan masyarakat desa,” tambahnya.
Sebagai bentuk kepedulian terhadap gizi anak, Edi menyerahkan secara simbolis paket makanan tambahan untuk balita. Ia berharap bantuan ini bisa membantu memenuhi kebutuhan nutrisi anak-anak desa yang berisiko mengalami kekurangan gizi.
Kepala Dinas PMD Kukar, Arianto, menyampaikan bahwa posyandu yang diresmikan merupakan hasil dari kolaborasi lintas sektor. Pembangunan dan pengadaan alat kesehatan dilakukan melalui anggaran desa yang diarahkan secara tepat untuk peningkatan layanan kesehatan masyarakat.
“Semua posyandu ini adalah hasil gotong royong antara pemerintah daerah, pemerintah desa, dan masyarakat. Kami akan terus kawal keberlanjutannya,” ujar Arianto.
Ia juga menyebut bahwa posyandu ini dirancang agar bisa menjadi percontohan bagi desa-desa lain, terutama dalam hal manajemen layanan dan partisipasi aktif kader.
Kepala Desa Kota Bangun I juga menyampaikan rasa terima kasih kepada Pemkab Kukar yang telah memperhatikan kebutuhan kesehatan masyarakat desanya. Ia menegaskan komitmen pemerintah desa untuk terus mendukung keberlangsungan posyandu.
“Kami siap menjaga dan memfungsikan posyandu ini sebaik mungkin. Ini aset penting bagi desa,” katanya.
Dengan peresmian tiga posyandu baru ini, Pemkab Kukar berharap ada percepatan dalam penanganan masalah kesehatan anak, khususnya stunting yang masih menjadi tantangan nasional. Ke depan, program revitalisasi posyandu akan terus diperluas agar seluruh wilayah Kukar memiliki akses layanan kesehatan yang merata dan berkualitas. (Adv/Kominfokukar)