Kukar.Lensaborneo.com – Pesatnya pertumbuhan UMKM di pusat Kota Tenggarong dalam enam bulan terakhir ternyata memunculkan masalah baru: warga mulai kesulitan mendapatkan gas LPG 3 kilogram.
Aktivitas usaha yang makin menggeliat di kawasan Titik Nol dan arena Car Free Day (CFD), membuat kebutuhan gas melon melesat tinggi.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kukar, Sayyid Fathullah, menyebut lonjakan konsumsi gas subsidi ini terutama dipicu banyaknya pelaku UMKM yang memakai LPG 3 kg untuk kebutuhan operasional.
“Setiap akhir pekan, UMKM sangat ramai. Permintaan gas melon jadi naik drastis,” ujar Sayyid, Minggu (15/6/2025).
Ia menambahkan kegiatan rutin seperti Street on Entertainment (SOE) dan CFD turut berkontribusi besar pada tingginya permintaan.
Namun ironisnya, pemerintah pusat justru memangkas kuota LPG subsidi untuk Kalimantan Timur sebesar 30 persen.
“Tahun lalu saja, jatah Kaltim pernah dialihkan ke Kalteng. Sekarang stok kita jelas kurang, padahal UMKM sedang berkembang,” ucap Sayyid.
Akibatnya, banyak warga kini mengeluhkan sulitnya mendapatkan gas melon di pasaran. Di beberapa tempat, tabung LPG 3 kg bahkan nyaris tak tersedia.
“Gas makin langka, harganya juga naik. Pelaku usaha makin sulit beroperasi, sementara permintaan tetap tinggi,” tambahnya.
Sayyid pun mengimbau agar masyarakat mampu segera beralih ke gas non-subsidi.
“Kalangan menengah ke atas sebaiknya jangan lagi pakai LPG 3 kg. Ini supaya subsidi tepat sasaran, untuk warga kecil,” jelasnya.
Disperindag Kukar juga berharap pemerintah pusat segera mengevaluasi kebijakan pengurangan kuota LPG subsidi.
“Kami minta kuota disesuaikan lagi. Kukar kini menjadi pusat pertumbuhan UMKM di Kaltim. Ini butuh dukungan energi yang cukup,” tegas Sayyid. (Adv/Kominfokukar)