Jumat, November 7, 2025
  • Home
  • Blog
  • Nasional
  • Berita Daerah
    • DPMPD Kaltim
    • Dispora Kaltim
    • DPRD Kaltim
    • DPRD Kutim
    • DPRD Samarinda
    • DPRD Kota Balikpapan
    • Kabupaten Berau
    • Kabupaten Kutai Barat
    • Kabupaten Mahakam Ulu
    • Kominfo Kutai Timur
    • KPID Kaltim
    • Kominfo Kaltim
    • Kominfo Samarinda
    • Kota Balikpapan
    • Kota Bontang
    • Kota Samarinda
    • Kominfo Kutai Kertanegara
  • Opini & Publik
  • Redaksi
  • Legalitas
  • INFO PRODUK
  • Pedoman Media
No Result
View All Result
LensaBorneo.com
Advertisement
  • Home
  • Blog
  • Nasional
  • Berita Daerah
    • DPMPD Kaltim
    • Dispora Kaltim
    • DPRD Kaltim
    • DPRD Kutim
    • DPRD Samarinda
    • DPRD Kota Balikpapan
    • Kabupaten Berau
    • Kabupaten Kutai Barat
    • Kabupaten Mahakam Ulu
    • Kominfo Kutai Timur
    • KPID Kaltim
    • Kominfo Kaltim
    • Kominfo Samarinda
    • Kota Balikpapan
    • Kota Bontang
    • Kota Samarinda
    • Kominfo Kutai Kertanegara
  • Opini & Publik
No Result
View All Result
Lensaborneo.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Blog
  • Nasional
  • Berita Daerah
  • Opini & Publik

Wacana Pelabuhan Penumpang Baru di Palaran, Legislator Samarinda Ingatkan Risiko Tanpa Akses Terpadu

26/06/2025
in Advertorial, DPRD Samarinda
Wacana Pelabuhan Penumpang Baru di Palaran, Legislator Samarinda Ingatkan Risiko Tanpa Akses Terpadu

Anggota Komisi II DPRD Kota Samarinda dari Daerah Pemilihan (Dapil) II, Joha Fajal,


Samarinda,Lensaborneo.com – Wacana pembangunan pelabuhan penumpang baru di Kecamatan Palaran, Samarinda, memunculkan optimisme sekaligus kekhawatiran. Anggota Komisi II DPRD Kota Samarinda dari Daerah Pemilihan (Dapil) II, Joha Fajal, memberikan dukungan penuh terhadap rencana ini, namun sekaligus mengingatkan bahwa pembangunan fisik pelabuhan bukanlah satu-satunya indikator keberhasilan proyek.

Menurutnya, tanpa infrastruktur pendukung yang terintegrasi, pelabuhan hanya akan menjadi monumen mahal yang tidak maksimal digunakan masyarakat.

“Saya kira pemerintah pasti sudah menghitung jumlah penumpang yang akan menggunakan pelabuhan itu. Tapi perhitungannya jangan berhenti di angka. Infrastruktur pendukung itu penting—akses jalan, angkutan umum, hingga konektivitasnya ke pusat kota,” ujar Joha.

Palaran dinilai sebagai pilihan rasional dalam konteks ketersediaan lahan. Joha menyebut bahwa kondisi geografis Kota Samarinda saat ini memang sudah tidak memungkinkan untuk membangun pelabuhan baru di pusat kota.

Namun, lokasi yang jauh dari pusat aktivitas warga membuat tantangan aksesibilitas jadi perhatian utama. Jika tidak dibarengi dengan strategi transportasi publik dan pengembangan kawasan, pelabuhan justru akan menyulitkan mobilitas warga, bukan mempermudah.

“Pemerintah jangan hanya membangun pelabuhannya saja, tapi harus berpikir soal jalan menuju ke sana, dan bagaimana masyarakat bisa dengan mudah mencapainya tanpa kendaraan pribadi,” tegas politisi Partai NasDem ini.

Joha menyarankan agar pembangunan pelabuhan dirancang sebagai bagian dari sistem transportasi kota yang terintegrasi.

Lanjutnya, angkutan massal dan fasilitas pendukung seperti halte, terminal, serta jalur pejalan kaki harus direncanakan sejak awal. Jika tidak, pelabuhan bisa jadi hanya melayani segelintir kelompok yang memiliki kendaraan pribadi.

“Kalau hanya akses jalan tapi tidak ada transportasi massal, masyarakat kecil tetap akan kesulitan. Maka harus ada ekosistem pendukung yang disiapkan, bukan hanya bangunan fisiknya saja,” ujarnya.

Selain aspek teknis dan konektivitas, Joha juga menyoroti peluang pengembangan ekonomi lokal di sekitar kawasan pelabuhan. Menurutnya, kehadiran pelabuhan akan membuka potensi usaha baru—dari jasa penginapan, warung makan, hingga penyediaan jasa transportasi lokal.

Ia mendorong masyarakat untuk memanfaatkan peluang tersebut sejak dini, agar tak hanya jadi penonton dalam proses pembangunan.

“Kalau nanti pelabuhan sudah dibangun, pasti akan ada kebutuhan penginapan, makan-minum, atau transportasi lokal. Masyarakat bisa ambil bagian dalam ekosistem ini. Jangan semua diambil investor besar,” sarannya.

Joha menegaskan, pembangunan pelabuhan di Palaran tidak boleh menjadi proyek terpisah dari pembangunan kota secara keseluruhan. Pemerintah harus melihatnya sebagai bagian dari perencanaan wilayah jangka panjang, agar koneksi antara pusat kota, kawasan industri, dan wilayah pinggiran tetap terjaga.

“Jangan sampai pembangunan ini hanya menara gading. Harus dirancang sebagai simpul dari sistem transportasi dan ekonomi kota yang menyeluruh,” tandasnya.


Berita Terkait

Bank Indonesia Perkuat Daya Saing UMKM Hingga Go Digital.

BI Kaltim Perkuat UMKM dan Literasi Rupiah Melalui Kaltim Paradise of The East x SummerFestival 2025

Share198Tweet124
Previous Post

Adnan Faridhan Soroti Kurang Meratanya Bantuan Pasca Banjir

Next Post

Krisis Sampah Samarinda, Andriansyah: Sistem Belum Berjalan

Next Post
Andriansyah Desak Pemerintah Segera Perkuat Katana di Tiap Kelurahan

Krisis Sampah Samarinda, Andriansyah: Sistem Belum Berjalan

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

977587
Users Today : 956
Users Yesterday : 945
Total Users : 977587
Total views : 5329927
Who's Online : 17

© 2019-2024 Lensaborneo,com All Rights Reserved

No Result
View All Result
  • Home
  • Blog
  • Redaksi
  • INFO PRODUK
  • Pedoman Media
  • Legalitas
  • Berita Daerah
  • Nasional
  • Popular

© 2019-2024 Lensaborneo,com All Rights Reserved