Lensaborneo.com, Samarinda – Wali Kota Samarinda, Andi Harun beserta jajaran di Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda menggelar kunjungan lapangan, pada Selasa (4/10/2022).
Tinjauan ini dimulai dengan menelusuri sepanjang Jalan Pramuka, kemudian pengecekan crossing drainase simpang Perjuangan dan Pramuka – Universitas Mulawarman (Unmul), rumah Pompa Sistem Drainase Semani, SD 007 Cendrawasih, jembatan Jalan Kesehatan Kelurahan Temindung Permai, hingga di Kawasan Gunung Manggah.
Wali Kota Samarinda Andi Harun mengatakan tinjauan lapangan dilakukan dalam rangka menanggulangi banjir serta meningkatkan pembangunan jalan di beberapa titik tersebut.
Terkait dengan peningkatan jalan tersebut, ia melanjutkan, alokasi anggaran rehabilitasi telah dilakukan dalam perubahan.
“Dalam perubahan sudah ada alokasi anggaran rehabilitasi peningkatan jalan. Tinjauan yang dilakukan hari ini dilakukan karena terdapat buangan air yang datangnya dari arah belakang Villa Tamara, masuk ke Jalan M.Yamin. Ternyata disana memang sudah ada crossing, tapi memang masih harus dibenahi,” paparnya kepada seluruh awak media, di Anjungan Karamumus Balaikota Samarinda.
Menurutnya, secara teknikal, kunjungan ini memastikan aliran air berjalan dengan lancar, pembenahan harus dilakukan melalui hilir.
“Oleh karenanya, kedepan Pemkot Samarinda akan melakukan intervensi di Fakultas Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Unmul. Karena halaman parkir Kesmas Unmul itu tadinya saluran air, setelah dikoordinasi 5 bulan lalu, pihak Unmul memilih untuk memindahkan halaman parkirnya ke tanah yang dimiliki di belakang,” terangnya.
“Inilah yang kita intervensi dalam perubahan ini, untuk memastikan saluran airnya bisa terbuang ke Sungai Karang Mumus (SKM),” lanjutnya.
Sementara ia menjelaskan, kunjungan di Jembatan Jalan kesehatan Kelurahan Temindung Permai dilakukan guna melihat secara langsung kondisi aliran sungai kawasan tersebut. Kedepannya, seluruh rumah yang berada di bantaran sungai sudah tidak dapat berdiri kembali, dikarenakan akan dibangun turap (Retaining Wall).
“Tidak boleh ada rumah kalau kita mau bangun turap, karena yang kita mau turap pinggirannya. Nanti kita akan sosialisasi, karena memang pilihan teknis untuk menyelesaikan masalah banjir tidak banyak,” jelas Andi Harun.(Lisa/YL/Adv/KominfoSamarinda)