Kukar.Lensaborneo.com – Festival Sepak Bola Usia Dini di Kutai Kartanegara (Kukar) tidak hanya mencetak calon bintang lapangan, tetapi juga menggerakkan roda ekonomi desa.
Ajang tahunan yang digelar oleh Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dispora) Kukar ini menyasar kelompok usia 10, 12, 13 hingga 17 tahun. Selain menjadi ajang kompetisi, kegiatan ini menjadi sarana pelatihan teknis dan mental bagi anak-anak.
“Tiap tahun kita rutin menggelar festival sepak bola usia dini. Tahun ini Insya Allah akan kembali digelar sebagai bagian dari agenda tahunan kami,” ujar Kepala Dispora Kukar, Aji Ali Husni belum lama ini.
Dispora juga mendistribusikan bantuan perlengkapan latihan kepada sejumlah Sekolah Sepak Bola (SSB) di Kukar. Tujuannya adalah meningkatkan kualitas latihan sekaligus membina perkembangan fisik para atlet sejak usia dini.
Di samping itu, para pelatih pun diberikan kesempatan mengikuti pelatihan lisensi kepelatihan nasional. Program ini ditujukan untuk meningkatkan kompetensi pelatih agar sejalan dengan standar yang ditetapkan PSSI dan Askab Kukar.
“Kami juga bekerja sama dengan Askab Kukar untuk urusan teknis seperti jadwal, lokasi pertandingan, dan pelaksanaan di tiap zona,” tambah Aji Ali.
Festival ini melibatkan berbagai wilayah di Kukar, yang secara bergiliran menjadi tuan rumah pertandingan. Dampak positif pun mulai dirasakan oleh masyarakat desa yang turut berpartisipasi dalam penyelenggaraan kegiatan.
Menurut Aji Ali, pelaksanaan pertandingan di desa-desa membuka peluang bagi warga untuk memperkenalkan potensi lokal mereka, baik dari sisi budaya maupun produk ekonomi kreatif.
“Ada desa yang berhasil menjadikan event olahraga sebagai ajang memperkenalkan daerah mereka. Selain itu, kegiatan ini menghidupkan sektor UMKM dan membuka peluang homestay bagi warga,” jelasnya lebih lanjut.
Tak sedikit warga yang mengubah rumah mereka menjadi tempat penginapan sementara bagi para peserta, official, dan suporter. Mereka juga menyediakan makanan khas, minuman tradisional, hingga cendera mata lokal untuk menambah pemasukan.
Kondisi ini menunjukkan bahwa olahraga tak semata-mata urusan prestasi dan pembinaan atlet. Di balik itu, terdapat potensi besar dalam mendukung ekonomi kerakyatan berbasis komunitas.
“Kegiatan kami selalu mempertimbangkan potensi dampak ekonomi yang dirasakan masyarakat,” kata Aji Ali.
Selain menjadi panggung kompetisi usia dini, festival ini mempererat interaksi sosial antarwarga dan membangun kerja sama antara pemerintah desa, masyarakat, dan pelaku usaha lokal.
Aji Ali optimistis, sinergi yang kuat antar pihak akan menjadikan festival ini semakin besar dan berkelanjutan di masa depan.
“Kalau semua pihak bersinergi dan melaksanakan tugasnya dengan baik, maka event yang dilaksanakan akan semakin besar, pesertanya bertambah, dan dampaknya semakin luas,” tuturnya.
Festival ini menjadi bukti bahwa kegiatan olahraga usia dini bisa dirancang sebagai model pembangunan desa terpadu. Tidak hanya membina talenta muda, tapi juga memberdayakan potensi ekonomi lokal.
Dispora Kukar pun terus memperkuat kolaborasi lintas sektor agar kegiatan ini memiliki dampak jangka panjang. Terutama dalam mencetak atlet berdaya saing sekaligus menghidupkan geliat ekonomi desa secara berkesinambungan.
Langkah ini juga sejalan dengan visi daerah dalam menciptakan generasi muda yang sehat, produktif, dan mandiri. Melalui pembinaan berkelanjutan serta dukungan infrastruktur, festival ini bisa menjadi motor pembangunan sosial yang menyentuh langsung ke lapisan terbawah masyarakat.
Dalam praktiknya, kegiatan ini mendorong warga untuk terlibat aktif. Mulai dari panitia lokal, pengelola lapangan, pelaku UMKM, hingga pengrajin lokal ikut merasakan manfaatnya.
Selain itu, festival ini menciptakan suasana kompetisi sehat yang menumbuhkan semangat sportivitas sejak dini. Anak-anak yang berpartisipasi tidak hanya bermain, tetapi juga belajar nilai kerja keras, disiplin, dan kolaborasi.
Dengan pendekatan yang menyentuh aspek sosial dan ekonomi, Festival Sepak Bola Usia Dini Kukar menjadi model pembinaan olahraga yang menyatu dengan penguatan masyarakat desa.
Ke depan, Dispora Kukar berencana mengembangkan cakupan festival agar melibatkan lebih banyak zona pertandingan dan kelompok usia. Termasuk membuka kesempatan partisipasi dari luar daerah untuk memperluas jejaring pembinaan.
Potensi ini diharapkan dapat memperkuat posisi Kukar sebagai pusat pembinaan atlet muda sekaligus destinasi olahraga berbasis komunitas di Kalimantan Timur. (Adv/Kominfokukar)