Lensaborneo.id, Bank Indonesia (BI) mencatat utang luar negeri (ULN) Indonesia pada April 2021 mengalami pertumbuhan, namun masih melamban. Posisi ULN Indonesia pada akhir April 2021 hanya 418.0 miliar dolar AS, atau tumbuh 4,8 persen, lebih rendah dibandingkan sebelumnya sebesar 7,2 persen. Kondisi ini dipicu oleh perlambatan pertumbuhan posisi ULN pemerintah dan ULN swasta.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Erwin Haryono pada rilisnya memaparkan, ULN pemerintah pada April 2021 tumbuh 8,6 persen melambat dibandingkan pertumbuhan pada Maret 2021 sebesar 12,6 persen. Ini terjadi karena, ULN pemerintah tumbuh pada bulan April seiring dengan penarikan neto pinjaman luar negeri yang digunakan untuk mendukung pembiayaan program dan proyek. Diantaranya kata dia, program inklusi keuangan.
Pada program pemulihan ekonomi nasional (PEN) mencakup sektor kesehatan dan kegiatan sosial 17, 1 persen, sektor jasa pendidikan 16,3 persen, sektor administrasi pemerintahan dan jaminan sosial wajib 17,7 persen, sektor konstruksi 15,3 persen, sektor jasa keuangan konstruksi dan asuransi 12,8 persen. Walau begitu kata Erwin Haryono, posisi ULN pemerintah di bulan April 2021 relatif aman dan terkendali karena seluruh ULN dalam jangka panjang mencapai 99,9 persen.
” Didampingi itu, sentimen positif kepercayaan pelaku pasar global yang tetap terjaga, mendorong investor asing kembali menempatkan investasi portofolio di pasar SBN domestik,” tulisnya.
“ULN pemerintah tetap dikelola secara hati-hati, kredibel, dan akuntabel untuk mendukung belanja prioritas. Termasuk upaya penanganan pandemi COVID-19 dan program pemulihan ekonomi,” lanjutnya.
Erwin Haryono juga memastikan, struktur ULN Indonesia tetap sehat. Terbukti dengan rasio ULN Indonesia terhadap produk domestik bruto (PDB) tetap terjaga dikisaran 37,9 persen, menurun dibandingkan dengan rasio bulan sebelumnya yang hanya berkisar 39,1 persen. Selain itu kata dia lagi, ULN Indonesia didominasi ULN jangka panjang 89,2 persen dari total ULN.
“Dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, BI dan pemerintah memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN dan didukung dengan kehati-hatian,” tutupnya.
Sumber : Rilis resmi Humas Bank Indonesia
Penulis : URP
Editor : Ony