Lensaborneo.com- Rumah Sakit Abdul Moeis Samarinda, yang berada di bawah naungan Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda, mendapat sorotan terkait antrean panjang yang harus dialami warga, terutama mereka yang menggunakan fasilitas Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
Antrean panjang ini dikeluhkan oleh warga yang harus menunggu dari pagi hingga sore hari untuk mendapatkan pelayanan konseling atau pengobatan. Mereka bahkan harus menunggu hingga 3-4 jam hanya untuk mendapatkan obat.
Sekretaris Komisi IV DPRD Kota Samarinda, Deni Hakim Anwar, mengakui bahwa masalah ini sudah lama terjadi dan meminta pihak rumah sakit untuk segera memperbaiki sistem pelayanannya.
“RS terkait perlu melakukan inovasi agar masyarakat tidak harus menunggu lama,” ujar Deni.
Selain itu, Deni juga menyoroti masalah insentif bagi tenaga kesehatan di Rumah Sakit Abdul Moeis.
Ia menilai bahwa insentif yang diberikan saat ini kurang memadai dan pembayarannya terlalu lama, yang berdampak pada kinerja tenaga kesehatan.
“Permasalahan insentif ini harus segera diatasi. Pembayaran yang baru dilakukan empat bulan kemudian sangat tidak ideal dan mempengaruhi kinerja tenaga kesehatan,” pungkasnya. (Liz/adv)