Lensaborneo.com, Samarinda – Kawasan Citra Niaga saat ini semakin terlupakan, karena kalah bersaing dengan pusat perbelanjaan yang menyediakan berbagai fasilitas bagi pengunjung. Padahal Citra Niaga adalah kawasan perdagangan rakyat yang paling ramai di era tahun 90-an.
Sehingga Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda berencana untuk melakukan revitalisasi terhadap kawasan tersebut, agar Citra Niaga dapat menjadi ikon wisata dan menarik orang untuk datang berbelanja. Wacana ini pun semakin temui titik terang dengan masterplan oleh tim perencanaan, yang telah telah hampir mencapai final result atau hasil akhir.
“Sebelum saya meninggalkan lapangan itu tadi saya mencocokan terlebih dahulu antara keadaan di design dengan lahan, atau kondisi eksisting saat ini,” jelas Wali Kota Samarinda Andi Harun, di kantor Balai Kota Samarinda, usai melaksanakan tinjauan lapangan, Rabu (2/11).
Bahkan, dikutip dari Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE), Pemkot Samarinda telah menyiapkan Rp 1,5 miliar untuk menyusun master plan dan Detail Engineering Design (DED) kawasan ini.
Dengan seluruh perencanaan matang yang telah disiapkan tersebut, wali kota menuturkan bahwa setiap sudut Kawasan Citra Niaga akan dilakukan perbaikan. Mulai dari pintu masuk hingga pembangunan trotoarnya.
“Termasuk kondisi Pasar Loak Galunggung yang ada di dalam Kawasan Citra Niaga. Bahkan sengaja saya diam sejenak disana, untuk melihat dari dekat dan membayangkan bagaimana indah dan mewahnya, walaupun dengan kegiatan renovasi penggunaan trotoar di dalam lingkungan Citra Niaga,” ucapnya.
Kawasan parkir yang memadai bagi para pengunjung juga akan dipertimbangkan oleh Pemkot Samarinda, agar seluruh kendaraan yang parkir tidak lagi menggunakan bahu jalan, namun di tempat parkir khusus.
“Nantinya akan disiapkan gedung parkir khusus. Termasuk penataan toilet parkir dan taman,” bebernya.
Ia memastikan, seluruh konsep lama yang diterapkan pada kawasan Citra Niaga hingga berhasil membawanya meraih Aga Khan Award tidak akan berubah.
“Spirit tujuannya tidak akan berubah, yakni dengan perpaduan antara pedagang besar dan kecil, menjadi pusat perekonomian masyarakat, pusat kerajinan dan oleh-oleh di Samarinda,” tutup Andi Harun.(Lisa/YL/adv)