
Labuan Bajo, Lensaborneo.com — Capacity Building Wartawan Kaltim tahun 2022 yang diadakan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur, banyak memberikan banyak pemahaman soal perekonomian Indonesia kepada para wartawan yang mengikuti kegiatan ini.
Menghadirkan dua narasumber berkompeten di bidangnya masing-masing, Feby Dwi Sutianto Analisis Tim Relasi Media Cetak dan Online Departemen Komunikasi BI Pusat dan Handri Adiwilaga Ekonom Ahli Kelompok Sektor Jasa yang berada di Departemen Kebijakan Ekonomi Moneter Bank Indonesia.
Dua narsum yang hadir pada Capacity Building Wartawan Kaltim tahun 2022, memberikan pemahaman dan menyegarkan wawasan wartawan di Kaltim yang kerap “ngepos” di Bank Indonesia.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kaltim Ricky P Gozali, yang di damping Deputi Bank Indonesia Kaltim Hendik Sudaryanto mengatakan bahwa komunikasi merupakan kebijakan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia sangatlah penting diinformasikan kepada masyarakat melalui media massa.

“Bagaimana komunikasi dari Bank Indonesia merupakan kebijakan yang ada, bagaimana kita mengakses, bagaimana inflasi naik, tentunya hal ini menjadi suatu pemikiran cara BI dan Pemerintah harus bersinergi dan berkolaborasi untuk menghadapi inflasi dan kita menjaga agar inflasi ini supaya tidak berlebihan, hal-hal seperti ini perlunya dikomunikasikan bersama,” jelas Ricky pada Selasa (13/12/2022).
Untuk itu Ricky sangat berharap dan meminta peran wartawan agar bisa menyampaikan hal-hal soal kebijakan Bank Indonesia melalui pemberitaan yang mudah dipahami oleh masyarakat dan tidak membuat kepanikan.
Dikatakan Ricky, agar wartawan sepenuhnya memahami persoalan perekonomian di daerah lebih punya wawasan yang luas di bidang ekonomi, moneter dan kebijakan pemerintah lainnya.
“Wartawan dapat memberikan pemberitaan mengenai kolaborasi yang dilaksanakan oleh TPID, agar masyarakat yakin bahwa Pemerintah Daerah, Bank Indonesia dan semua pemangku kepentingan yang terkait berusaha dan selalu ada untuk menjaga Inflasi ini menjadi tidak masalah,” ungkap Kepala Perwakilan BI Kaltim yang sangat dekat dengan wartawan.
Dikatakan Ricky, koordinasi kebijakan dengan Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan mitra strategis dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) terus diperkuat melalui efektivitas pelaksanaan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah.
Lebih lanjut, sinergi kebijakan antara Bank Indonesia dengan kebijakan fiskal pemerintah dan dengan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) terus diperkuat dalam rangka menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. Selain itu, mendorong kredit atau pembiayaan kepada dunia usaha pada sektor-sektor prioritas untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, ekspor, serta inklusi ekonomi dan keuangan yang khususnya berada di daerah.
Sementara di sisi dari Bank Indonesia yang merupakan bank sentral akan terus memperkuat kerja sama internasional dengan bank sentral dan otoritas negara mitra lainnya, fasilitasi penyelenggaraan promosi investasi dan perdagangan di sektor prioritas bekerja sama dengan instansi terkait.
Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah sesuai dengan nilai fundamentalnya untuk mendukung upaya pengendalian inflasi dan stabilitas makroekonomi.

Sementara itu, Handri Adiwilaga, Deputi Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia menyampaikan materi update perkembangan kebijakan ekonomi terkini Bank Indonesia dan outlook Perekonomian Tahun 2023
Dimana kata Handri, ada lima tantangan global dalam sinergi dan inovasi di dalam memperkuat ketahanan dan kebangkitan ekonomi di Indonesia, yaitu Pertumbuhan ekonomi yang menurun (slow growth), disertai meningkatnya risiko resesi. Inflasi sangat tinggi (High inflation) karena harga energy dan pangan global.
Selain itu, suku bunga tinggi (higher for longer), tetap tinggi hingga 2023 yang dapat memicu dolar As sangat kuat (strong dollar), tekanan depresiasi nilai tukar negara lain termasuk rupiah dan fenomena penarikan dana investor global dan mengalihkan ke aset likuid, karena risiko tinggi
“Lima hal ini menyebabkan adanya risiko dan membuat dinamika perekonomian global menjadi sedikit berubah. kemudian harga komoditas juga meningkat dengan adanya proteksionisme dan supply chain disruption, ini menyebabkan inflasi global meningkat,” Jelas Handri Adiwilaga dalam kegiatan Capacity Bulding Wartawan Kaltim tahun 2022 di Labuan Bajo.

Feby Dwi Sutianto Analisis tim relasi media cetak dan online Departemen Komunikasi Bank Indonesia, yang pernah jadi wartawan detik dan saat ini menduduki jabatan di BI dalam bidangnya, lebih banyak membantu Bank Indonesia di dalam mengeluarkan kebijakan- kebijakan terkait perekonomian yang ada melalui komunikasi dengan media baik cetak, elektronik, medsos dan tik tok.
“Dan bagaimana Departemen Komunikasi Bank Indonesia menanggapi isu dan tanggapan masyarakat terkait persoalan perekonomian yang dihadapi saat ini, hal itu langsung di respon oleh departemen Komunikasi bank Indonesia ” ujar Feby.( Ony)
Editor : Redaksi 02