Lensaborneo.com- Kinerja pengendalian inflasi Kalimantan Timur (Kaltim) pada September 2025 kembali lebih baik dibandingkan nasional. Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi Kaltim tercatat mengalami inflasi sebesar 0,04% (mtm), dengan inflasi tahunan dan tahun kalender masing-masing sebesar 1,77% (yoy) dan 1,54% (ytd).
Capaian tersebut berada dalam rentang sasaran inflasi nasional 2,5 ± 1% dan lebih rendah dibandingkan realisasi inflasi nasional yang sebesar 0,21% (mtm) atau 2,65% (yoy). Perkembangan ini mencerminkan kondisi harga di Kaltim yang relatif stabil dan terkendali di tengah dinamika perekonomian, sekaligus menunjukkan efektivitas upaya pengendalian inflasi yang terus dilakukan oleh TPID se-Kaltim.
Hal ini di sampaikan oleh Kepala Perwakilan bank Indonesia Kaltim Budi Widihartanto, melalui pers rilis resmi ke media di Kaltim. Inflasi Kaltim pada September 2025 utamanya disumbangkan oleh kelompok transportasi dengan andil 0,10% (mtm), dengan normalisasi tarif angkutan udara pasca diskon tiket maskapai penerbangan tambahan dan penambahan rute baru di bulan Agustus.
Tekanan inflasi lebih lanjut didorong oleh kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya akibat harga emas mencapai titik tertinggi dari yang pernah dicapai sepanjang sejarah. Kenaikan lebih tinggi tertahan oleh kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau dengan andil deflasi sebesar 0,08% (mtm) yang disebabkan oleh komoditas bawang merah, cabai rawit dan tomat akibat stabilisasi pasokan dan normalisasi harga.
Kondisi tersebut sejalan dengan langkah pengendalian inflasi yang terus diperkuat melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID). Untuk memastikan ketersediaan pasokan, Bank Indonesia bersama TPID Provinsi Kaltim berhasil melakukan Demonstration Plot (Demplot) Padi Bioinvigorasi Benih Terintegrasi Sistem Low External Input Sustainable Agriculture (LEISA) & Aplikasi Digital Farming di Gapoktan Bukit Biru, Kab. Kutai Kartanegara.
Demplot tersebut berhasil meningkatkan produktivitas padi hingga 72,2% dari sebelumnya 3,60 ton/Ha menjadi 6,27 ton/Ha. Penguatan ketahanan pangan ini terus berlanjut dan tercermin pada kontribusi kelompok makan dan minum pada 4 bulan kebelakang terus menberikan andil penurunan inflasi.
Namun, indeks nilai tukar petani (iNTP) terus dapat dipertahankan di atas 100% yang mengindikasikan efisiensi dan produktivitas pertanian terus dilakukan dengan mekanisasi di sektor pertanian. Upaya ini ditempuh untuk dapat menjaga dan meningkatkan kesejahteraan dan pendapatan riil petani di Kaltim.
Dalam menjaga keterjangkauan harga khususnya beras yang sempat menjadi komoditas penyumbang inflasi, TPID bersama Bulog mendorong realisasi distribusi beras SPHP ke seluruh kabupaten/kota se-Kaltim.
Selain itu, TPID juga secara masif menggelar pasar murah untuk komoditas pangan bergejolak lainnya seperti cabai rawit, cabai merah, dan sayuran, sehingga mampu mendorong terjadinya deflasi. Pada bulan September tercatat telah dilakukan 129 kali GPM dan penyaluran beras SPHP.
Komunikasi efektif, koordinasi antar TPID Se-Kaltim terus dilakukan melalui rapat teknis maupun High Level Meeting (HLM) untuk mengambil langkah konkret upaya pengendalian inflasi. Pada tanggal Rapat 25 September 2025 telah dilakukan Koordinasi Wilayah TPID se-Kalimantan di Banjarbaru untuk memperkuat ekosistem pangan, dengan mengusung tema “Inovasi Produksi dan Penguatan Kapasitas Petani untuk Mendukung Akselerasi Program Swasembada Pangan”.
Program GNPIP menghadirkan beragam program konkret, mulai dari optimalisasi dan perluasan Kerja Sama Antar Daerah (KAD) yang ditopang BUMN Logistik dan subsidi ongkos angkut, hingga dukungan pemenuhan kebutuhan dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) melalui sinergi Bulog, BUMD, dan mitra Badan Gizi Nasional.
Ke depan, TPID Provinsi Kaltim akan terus bersinergi dengan seluruh pemangku kepentingan dalam menjalankan program pengendalian inflasi melalui strategi 4K, serta mendorong realisasi investasi private sector bisa tumbuh lebih tinggi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Kaltim yang tinggi dan berkelanjutan serta inflasi Kaltim yang rendah dan stabil.(Hms/or)
Sumber : Humas bank Indonesia Prov Kaltim