Lensaborneo.com, Samarinda- Bank Indonesia (BI) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) menyelenggarakan Seminar Nasional bertema “Mendorong Sektor Keberlanjutan dan Inklusif sebagai Alternatif Sektor Ekstraktif”.
Seminar ini menjadi wujud kolaborasi antara BI Kaltim, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), dan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) dalam mendukung transformasi ekonomi Kaltim menuju keberlanjutan.
Kepala Perwakilan BI Kaltim, Budi Widihartanto, dalam sambutannya menekankan pentingnya seminar ini sebagai bagian dari amanah BI dalam mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
Ia juga menyoroti peran strategis Kaltim dalam perekonomian nasional, di mana Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kaltim memberikan kontribusi sebesar 4,11 persen terhadap ekonomi nasional, menjadikannya provinsi dengan kontribusi terbesar ketujuh.
“Kaltim memiliki peran besar dalam perekonomian nasional. Namun, rata-rata pertumbuhan ekonomi Kaltim selama 10 tahun terakhir masih menjadi yang terendah di Indonesia. Ini disebabkan oleh dominasi sektor ekstraktif yang mencakup 43,19 persen dari ekonomi Kaltim. Oleh karena itu, transformasi ekonomi menjadi keharusan,” ujar Budi, di Kantor BI Kaltim, Rabu (4/12/2024).
Ia juga menguraikan tiga urgensi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di Kaltim:
1. Ketidakpastian ekonomi global;
2. Dukungan terhadap Ibu Kota Nusantara (IKN);
3. Komitmen Net Zero Emission.
Budi menambahkan, pemerintah daerah telah menunjukkan komitmen nyata dengan membentuk Forum Komunikasi Daerah untuk percepatan transformasi ekonomi Kaltim.
“Forum ini akan menjadi wadah kolaborasi lintas sektor dalam menciptakan ekonomi yang lebih berkelanjutan dan inklusif,” tutupnya.
Seminar ini diharapkan mampu menjadi langkah awal untuk memperkuat kebijakan dan strategi yang diperlukan guna mengurangi ketergantungan pada sektor ekstraktif dan beralih ke sektor-sektor ekonomi hijau, yang tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga inklusif secara sosial.