Lensaborneo.com, Samarinda- Staff Ahli Bidang Politik dan Hukum Kalimantan Timur, AFF Sembiring, yang mewakili Penjabat (Pj) Gubernur Kaltim Akmal Malik, menyampaikan apresiasi terhadap penyelenggaraan seminar bertajuk “Mendorong Sektor Keberlanjutan dan Inklusif sebagai Alternatif Sektor Ekstraktif”.
Seminar ini merupakan hasil kolaborasi antara Bank Indonesia (BI) Kaltim, Bappeda Kaltim, dan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI).
“Atas nama Pemprov Kaltim, kami menyambut baik kegiatan ini. Ini adalah wujud nyata sinergi berbagai pihak dalam mendorong ekonomi inklusif, berkelanjutan, dan mengatasi ketergantungan pada sektor ekstraktif,” ujar Sembiring, dalam sambutannya, di Kantor BI Kaltim, Rabu (4/12/2024).
Ia menegaskan posisi strategis Kaltim tidak hanya sebagai lumbung energi nasional, tetapi juga sebagai masa depan Indonesia seiring dengan hadirnya Ibu Kota Nusantara (IKN).
Namun, ketergantungan pada batu bara dan sektor tambang lainnya harus segera diatasi dengan mengedepankan ekonomi hijau dan berkelanjutan.
“Pemprov Kaltim kini mulai memprioritaskan sektor hijau. Pelaksanaan program seperti Forest Carbon Partnership Facility (FCPF) dan inisiatif seperti Mahakam Investment Forum menjadi bukti nyata transformasi ini.
Bahkan, berbagai kerja sama dengan mitra internasional telah terjalin untuk mendukung keberlanjutan pembangunan,” jelasnya.
Sembiring juga menyebutkan pentingnya memanfaatkan posisi strategis Kaltim sebagai penghubung utama bagi pembangunan IKN.
“Integrasi ini membuka peluang besar untuk pembangunan berbasis efisiensi dan keberlanjutan. Namun, semua ini harus dilakukan dengan prinsip inklusivitas,” tambahnya.
Ia berharap seminar ini dapat menghasilkan kajian yang mendalam, khususnya dalam pemberdayaan sektor UMKM, pariwisata, ekonomi kreatif, dan energi terbarukan.
“Kita harus memastikan hasil dari forum ini memberikan dampak nyata. Transformasi ekonomi Kaltim harus diarahkan pada peningkatan kualitas, daya saing, dan kesejahteraan masyarakat,” tutupnya.