SANGATTA — Bupati Kabupaten Kutai Timur Ardiansyah Sulaiman optimistis jika anggaran yang belum terserap 100 persen dapat terealisasi hingga akhir tahun 2022 ini.
Rendahnya serapan anggaran yang masih tersisa terungkap saat Focus Group Discussion (FGD) tentang Capaian Serapan Anggaran Pemkab Kutim pada tahun 2022 ini.
“Serapan anggaran sampai saat ini baru mencapai 48 persen. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi diantaranya waktu lelang proyek terlambat dan ada juga proyek yang sudah selesai tetapi OPD nya belum menyampaikan permohonan pencairan kepada BPKAD,” jelas Ardiansyah.
Dijelaskan bupati, hingga akhir November 2022 ini serapan anggaran di Kabupaten Kutai Timur baru mencapai 48 persen sementara alokasi belanja APBD Kutim sebesar Rp 2,9 triliun dan saat ini baru tercapai Rp 1,3 miliar.
Beberapa faktor yang membuat serapan anggaran di Kabupaten Kutai Timur masih rendah diantaranya, beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terlambat saat melakukan lelang dan mempengaruhi waktu pengerjaannya.
“Kemudian, beberapa proyek sudah berlangsung dan selesai, tetapi dari pihak OPD belum menyampaikan permohonan pencairan kepada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah,” jelasnya.
Pada kesempatan itu Bupati Kutim ini mengingatkan dan mendorong kepada seluruh OPD untuk segera menyelesaikan program kegiatannya, agar progres serapan anggaran bisa meningkat secara maksimal.
Ardiansyah juga mengaku optimistis dalam kurun waktu kurang lebih satu bulan ini serapan anggaran bisa terealisasi hingga 100 persen, sehingga sesuai dengan target yang ingin dicapai.
“Kalau mengacu aturan yang ada, biasanya pada tanggal 15-16 Desember itu seluruh proyek harus sudah selesai termasuk proses pencairan anggarannya. Kami optimistis, sebelum akhir tahun serapan anggaran sudah naik dan terealisasi 100 persen,” ujarnya optimistis.(adv/kominfokutim)