Samarinda,Lensaborneo.com– Secara umum, inflasi sepanjang 2023 relatif terkendali di level 3,46% atau dalam range target inflasi nasional dan jauh di bawah angka inflasi tahun 2022 sebesar 5,35 %. Andil tertinggi inflasi di Kaltim di 2023 bersumber dari inflasi bahan makanan (volatile food) terutama komoditas cabai rawit, daging ayam ras, bawang merah dan beras yang keberadaannya diperoleh dari luar wilayah Kaltim yang saat ini secara Nasional juga sedang mengalami tekanan harga karena faktor perubahan iklim dan ketersediaannya yang terbatas.
Berdasarkan kelompok pengeluarannya, kelompok makanan, minuman, dan tembakau memiliki andil inflasi tertinggi. Sementara itu, kelompok transportasi memegang andil inflasi tertinggi setelah kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya.
Hal tersebut salah satunya diakibatkan oleh fenomena peningkatan ekonomi di Kaltim yang mendorong tingginya permintaan volataile food. Peningkatan ekonomi Kaltim yang semakin tinggi dikarenakan jumlah penduduk yang meningkat, dampak dari laju pembangunan IKN serta peningkatan di sektor industri, transportasi dan pergudangan
Oleh karena itu, lima andil inflasi Kaltim terbesar adalah cabai rawit, angkutan udara, emas perhiasan, daging ayam ras, dan bawang merah.
Sementara itu, koreksi harga udang basah, bayam, kangkung, dan buncis serta celana panjang jeans anak menjadi penyumbang deflasi pada periode Desember 2023.
Dalam rangka menjaga stabilitas inflasi di Provinsi Kaltim, TPID se-Kalimantan Timur terus berupaya melakukan upaya pengendalian inflasi melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
Untuk keterjangkauan harga, TPID melaksanakan kegiatan Gerakan Pangan Murah (GPM) di Kota dan Kab. Di Kaltim yang telah dilaksanakan juga operasi pasar oleh Pemprov Kaltim pada 23 – 24 Desember 2023 di Samarinda dan 29 – 30 Desember 2023 di Balikpapan.
Untuk pilar ketersediaan pasokan, Bulog akan menambah pasokan beras di Kaltim. Guna menjaga komunikasi yang efektif, TPID Provinsi Kaltim serta TPID Kab./Kota Provinsi Kaltim rutin melaksanakan rapat koordinasi guna menjaga stabilitas inflasi. Pada 20 Desember 2023, TPID Provinsi Kalimantan Timur juga melaksanakan HLM TPID di Kota Balikpapan guna membahas mengenai antisipasi komoditas yang akan naik harganya pada HBKN Nataru.
Untuk langkah ke depan, TPID Provinsi Kaltim akan terus bersinergi dalam menjalankan program pengendalian inflasi melalui strategi 4K (keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi dan komunikasi yang efektif) guna mengendalikan inflasi.
Melalui inflasi yang terkendali diharapkan dapat menjaga momentum pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur menuju Masyarakat yang lebih sejahtera. (Hms/Or)
Editor : Ony
Sumber : Rilis Humas Bank Indonesia Prov Kaltim