Tenggarong, Lensaborneo.com-Kecamatan Loa Janan, mengalami konsekuensi negatif dari kehadiran tambang, meliputi kerusakan lingkungan seperti penggundulan hutan, degradasi tanah, dan perusakan ekosistem alami.
Dampak tersebut dapat menyebabkan kehilangan habitat bagi flora dan fauna setempat, serta merusak ekosistem sungai dan sumber daya air.
Sekretaris Camat Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara, Afrizal, menjelaskan bahwa tambang memiliki dampak yang buruk namun juga baik. Salah satu dampak buruk adalah tersumbatnya air akibat tingginya kandungan zat besi di Loa Janan.
“Jadi tambang ini ada positif dan negatifnya, akibat tambang mungkin disini sumbat air juga, zat besinya kan tinggi loa janan itu,” ujar Afrizal, baru-baru ini.
Salah satu dampak negatif lainnya adalah bekas galian tambang yang tidak dikelola dengan baik, yang dapat membahayakan masyarakat setempat.
Namun, di sisi positifnya, tambang sering kali memberikan peluang kerja bagi penduduk lokal, yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.
“Positifnya itu dalam tenaga kerja, rekrutmen tambang lumayan banyak menggunakan tenaga kerja lokal,” ungkapnya.
Untuk itu, Amrizal menegaskan bahwa perusahaan tambang memiliki tanggung jawab sosial (CSR) terhadap desa-desa di sekitarnya. Hal ini mencakup bagaimana CSR dikelola dengan baik sehingga dapat mencapai keseimbangan antara dampak positif dan negatif yang dihasilkan oleh tambang.
“Bagaimana mengelola CSR itu dengan baik sehingga dampak akibat tambang yang dihasilkan itu bukan ditutupi, tapi seimbang,” tutup Afrizal.