Samarinda,LensaBorneo.com—Bupati Kutaikartanegara akhirnya menerbitkan SK no 75/SK/-BUP/HK/2020 tentang upaya pencadangan kawasan konservasi perairan habitat adanya hewan langka seperti Pesut Mahakam sebagai upaya melestarikan hewan endemic tersebut.
Sempat menjadi viral di media social adanya kawanan hewan Pesut yang menampakan diri di perairan Sungai Mahakam Kutaikartanegara
“Ini upaya Pemkab Kukar bagaimana bisa tetap menjaga dan melestarikan satwa endemik yang kita miliki, pesut Mahakam, yang kita ketahui populasinya semakin tahun terus berkurang,” Jelas Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara Dadang Supriatman.
Kata Dadang SK tersebut ditandatangani oleh Bupati Kutai Kartanegara Edi Damansyah. Dengan Kawasan konservasi ini mencakup area dengan total luasan 43.117.22 hektare yang terdiri atas 1.081.28 hektare zona inti dengan larangan ketat kegiatan penangkapan ikan. Lalu 14.947.65 hektare zona perikanan berkelanjutan, 2.169.44 hektare hutan sempadan sungai.
“Dengan penetapan ini, dipastikan kami mampu mempertahankan keberadaan pesut Mahakam di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara dan pastinya masyarakat juga sudah mulai melakukan penyesuaian untuk tidak menggunakan alat tangkap yang membahayakan pesut Mahakam,” ungkap Dadang lagi
Menurutnya Pemkab Kukar telah bekerja sama dengan Yayasan Konservasi RASI. Dadang berharap dengan adanya SK ini pengelolaan sumber daya ikan bisa lebih baik, termasuk peningkatan kualitas air dengan mempertahankan fungsi alami rawa dan hutan sempadan sungai.
Berdasarkan pantauan RASI, jumlah habitat pesut yang ada di Sungai Mahakam ada sekitar 85 ekor yang tersebar.
Kemunculan pesut Mahakam ini diharapkan warga di sepanjang Sungai Mahakam. Apalagi pesut saat ini merupakan salah satu hewan yang langka.
“Di beberapa negara di Asia yang pernah ada pesut, seperti Vietnam, Myanmar, sudah tidak ada lagi. Jadi wajar jika pemerintah Kukar melakukan tindakan penyelamatan terhadap pesut Mahakam dengan menyediakan lahan konservasi khusus untuk pesut Mahakam ,” ujar Dadang.
Editor : Redaksi 02