Redaksi: Redaksi 02
Reporter: Nina
Samarinda,LensaBorneo.com—Kedua mata Kurdiah tak henti-hentinya menatap mata Rendi. Tangannya mengelus punggung sembari mencium kening anak bungsunya itu. Siapa sangka, anak yang ia besarkan dengan penuh kasih sayang, kini semakin tumbuh dewasa, siap menjadi calon pemimpin daerah yang dibanggakannya.
Pada Jumat pagi (25/09/2020). Politisi muda Golkar itu meminta doa dan restu untuk maju sebagai Calon Wakil Bupati (Wabup) Kukar. Tak hanya sang ibu, Haji Abu, Ayah semata wayang Rendi, juga turut memberikan restu. Rasa haru pun timbul mengiringi momen tersebut. Rendi Solihin tampak memeluk erat tubuh orang yang membesarkannya dengan penuh kasih sayang itu.
“Sukses terus nak, kami kasih restu. Baik-Baik dalam tugas,” ucap Haji Abu kepada Rendi.
Sebelum tangis jatuh di pipi, Kurdiah cepat-cepat mengusap matanya sambil tersenyum. Ia mengaku tak menyangka anaknya itu sedang bersiap untuk memikul tanggung jawab yang luar biasa. Kurdiah mengatakan bahwa Rendi Solihin tak memiliki makanan favorit di rumah. Seolah menandakan jika Rendi menjadi sosok yang sederhana dan tak pernah menyulitkan orangtua.
Tak sekedar menyampaikan rasa bangga, Kurdiah juga turut mengingatkan Rendi agar bekerja dengan tulus dan ikhlas. Ia juga meminta Rendi agar bekerja tanpa melanggar aturan. “Jangan korupsi, patuhi aturan,” kata Kurdiah kepada anak bungsunya itu.
Mengingat memori, Kurdiah menceritakan momen yang paling diingatnya tentang kepada Rendi dalam pertemuan tersebut. Kala itu, Rendi nyaris dilahirkan di atas pesawat. Peristiwa tak terlupakan itu terjadi pada Hari Jumat, 11 Oktober 1991. Saat menumpangi pesawat Bouroq Indonesia Airlines dari Balikpapan menuju Sulawesi.
Ketika pesawat megudara, siapa yang menyangka. Tanda-tanda kelahiran Rendi mendadak terlihat. Kurdiah pun diminta oleh awak pesawat untuk dievakuasi di kursi pesawat yang lain. Hingga akhirnya, Rendi Solihin kecil, diberikan kesempatan untuk tetap hidup sehat sesampai dirinya tiba di tanah Sulawesi.
“Kalau ingat itu, saya terharu sekali melihat anak saya ini. Alhamdulillah masih sehat sampai sekarang,” imbuhnya.
Senada dengan sang Istri, Haji Abu memiliki kenangan lain terhadap anaknya itu. Ketika Rendi masih duduk di bangku SD, ia sempat disapa mantan Bupati Kukar Syaukani HR saat berkunjung ke rumahnya di Kuala Samboja. Haji Abu ingat betul, kala itu Syaukani menyebut bahwa Rendi akan menjadi bupati Gerbang Raja di masa yang akan datang.
“Pak Syaukani dulu sering ke rumah. Dia bilang, kamu nanti jadi bupati yah nak,” ujar Haji Abu menceritakan momen kala itu.
Momen tersebutlah yang membuat Rendi Solihin sempat bercita-cita ingin menjadi kepala daerah. Ia pun mengaku menjadi salah satu yang mengidolakan Syaukani HR.
Rendi pun mengatakan, momen meminta restu kali ini menjadi patahan sejarah paling penting dalam hidupnya. Doa restu semacam ini, pernah ia rasakan ketika ia hendak meminta doa restu sebelum menikah.
“Saya meminta doa dan restu bapak ibu saya berkenaan dengan rencana kampanye yang dimulai besok. Kita-kita yang muda ini kalau sudah mendapatkan doa dan restu orang tua rasanya lega. Alhamdulillah sekarang sudah lega dan mantap melangkah ke depan. Semoga semua lancar amin,” kata Rendi.
Tak hanya Rendi, Calon Bupati Kukar Edi Damansyah pun turut melakukan hal yang sama. Dihari itu juga, sang petahana yang meminang politisi muda itu untuk maju di Pilkada Kukar turut meminta restu orangtuanya. Orangtua Edi Damansyah bahkan berkali-kali berbisik ke telinga Edi. Seolah menyampaikan banyak pesan yang tersirat, untuk amanah terhadap tugasnya di masa akan datang.
“Agama memerintahkan kita semua utk menghormati org tua kita semua. Jadi saya memang selalu minta doa ibu saya terutama setiap mau menjalankan rencana-rencana. Jadi besok kan saya dan om rendi sudah mulai kampanye, saya memohon doa restu dari orang tua supaya semuanya lancar dan baik,” kata Edi Damansyah.