Samarinda,Lensaborneo.com – Ketua Komisi III DPRD Kota Samarinda, Deni Hakim Anwar, menanggapi perbandingan yang ramai dibicarakan warganet antara Tugu Pesut di bundaran Lembuswana dengan Tugu Biawak di Wonosobo.
Ia menilai bahwa membandingkan dua karya seni dari konteks dan wilayah berbeda, hanya berdasarkan bentuk visual dan biaya, merupakan pendekatan yang tidak tepat.
“Tidak bisa kita samakan tugu di Wonosobo dengan yang di Samarinda. Tugu Pesut hadir dengan pendekatan siluet, bukan representasi bentuk realistis. Konsepnya berbeda. Ini bukan soal kemiripan bentuk semata,” tegas Deni.
Perbincangan soal Tugu Pesut kembali mencuat setelah viralnya unggahan yang membandingkan tampilan serta biaya pembangunan dua tugu tersebut. Tugu Biawak di Wonosobo disebut hanya menelan anggaran sekitar Rp50 juta, sementara Tugu Pesut Samarinda diketahui dibangun dengan dana lebih dari Rp1 miliar.
Deni menjelaskan, gaya siluet yang digunakan dalam Tugu Pesut merupakan bagian dari pendekatan seni kontemporer. Gaya ini, menurutnya, banyak diterapkan di kota-kota besar dunia untuk menonjolkan makna abstrak dan garis estetis, bukan meniru bentuk asli secara utuh.
“Gaya ini tidak berusaha meniru bentuk asli secara utuh, melainkan menonjolkan garis dan makna abstrak. Ini banyak kita lihat di kota modern, bahkan hingga Singapura,” jelasnya.
Lebih lanjut, Deni menyampaikan bahwa nilai sebuah karya seni tidak bisa diukur hanya dari anggaran atau kemiripan bentuk. Ia menekankan bahwa biaya yang dikeluarkan mencakup banyak aspek, termasuk material, teknik pengerjaan, serta pesan simbolik yang ingin disampaikan kepada masyarakat.
“Masing-masing tugu dibangun dengan latar belakang, tujuan, dan target penikmat yang berbeda. Jadi, tak bisa kita pukul rata begitu saja,” tambahnya.
Tugu Pesut, lanjut Deni, dimaksudkan menjadi ikon baru Kota Samarinda dengan tampilan modern yang membedakan dari patung Pesut sebelumnya yang berada di kawasan Tepian Mahakam. Ia berharap kehadiran tugu ini mampu mencerminkan semangat pembaruan kota.
“Setiap kebijakan pembangunan, termasuk pembangunan tugu ini, tentu melewati perencanaan matang oleh pemerintah kota. Kami di DPRD mengawal itu, dan semua langkah tetap mengedepankan pertanggungjawaban,” tutupnya.(Adv)