Lensaborneo.com, Samarinda – Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Kalimantan Timur menyatakan siap beralih dari siaran analog menjadi siaran digital. Hal tersebut dikatakan oleh Ketua KPID Kaltim, Irwansya, pada Selasa (21/3/23).
Dijelaskan Ketua KPID Kaltim, Irwansyah, Analog Switch Off (ASO) adalah program digitalisasi oleh pemerintah Indonesia yang telah direalisasikan pada beberapa daerah seperti Jabodetabek, Jawa, Sumatera dan Sulawesi.
Irwansyah menjelaskan Kaltim sudah siap merealisasikan ASO hanya sedang menunggu kebijakan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk daerah Kaltim yang belum memasuki zona ASO.
“Untuk persiapan ASO Kaltim sudah siap, tinggal menunggu kebijakan dari Kominfo, apakah tahun ini akan direalisasikan ASO karana untuk sementara ini baru Jabodetabek, Jawa, Sumatra dan Sulawesi. Kaltim belum masuk zonanya ASO,” jelasnya.
Hal ini terkait menjalankan komitmen pemerintah tambahnya, pemerintah akan merealisasikan ASO dalam waktu dekat dan membagikan Set Top Box (STB).
“Terkait kesiapan teknis ASO dan pembagian STB kepada masyarakat. KIPD merangkul rangkul rekan media untuk menyebarkan informasi ASO yang sebentar lagi akan diterapkan di Kaltim. Namun kita masih menunggu kebijakan dari kementerian,” ujarnya.
Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Kaltim, Irwansyah juga menuturkan televisi (Tv) lokal Kaltim dan Sistem Siaran Jaringan (SSJ) Nasional sudah siap Analog Switch Off (ASO).
“Ada sekitar 20 tv lokal Kaltim dan SSJ nasional sudah siap menerapkan ASO. Kita masih menunggu kebijakan dari kementerian, dan kami berharap pada seluruh tv nasional untuk menyiarkan konten lokal,” tuturnya.
Selain itu dijelaskan, KPID melakukan pengawasan siaran radio dan televisi dan menghimbau agar tidak menyiarkan konten yang sama dengan yang ada di sosial media.
“KPID melakukan pengawasan siaran radio dan televisi yang berjalan dengan baik sesuai komitmen, dengan harapan tv lokal dan SSJ menyiarkan konten lokal pada siaran digital. Serta dapat menanyakan konten yang bermutu, mendidik dan mengedukasi dan tidak menyiarkan konten yang sama dengan yang ada di sosial media di naikan ke tv,” ujar Irwansyah.(Jeng/adv)