Lensaborneo.com, Samarinda – Pemerintah Kota Samarinda melakukan salah satu pencegahan virus hepatitis misterius masuk ke kota Samarinda. Upaya pencegahan dilakukan dengan cara melakukan pembersihan pada area pasar tradisional yang ada di kota Samarinda tepatnya di Pasar Segiri dan Pasar Merdeka pada Kamis (05/05/22) malam pukul 20.30 Wita.
Kegiatan ini menuruti himbauan dari Wali Kota Samarinda untuk melakukan sterilisasi pasar usai momentum Lebaran Idul Fitri 1443 Hijriah sekaligus menjadi salah satu cara pencegahan penyebaran virus hepatitis dan flu burung di Samarinda.
Wali Kota meminta Kepada Dinas Kesehatan Samarinda untuk selalu waspada dan berhati-hati atas kemungkinan-kemungkinan terjangkit penyakit hepatitis ini.
“Saya sudah meminta kepada Dinas Kesehatan untuk meminta tindakan upaya pemetaan termasuk tindakan preventif agar kita lebih siap atas kemungkinan- kemungkinan terjangkit di Samarinda,” ucap Andi Harun.
Selain itu juga Pemkot Samarinda beserta jajarannya memanfaatkan waktu cuti Lebaran ini untuk membersihkan ruang publik dan melakukan cipta kondisi sehingga pada tanggal 9 Mei mendatang fasilitas – fasilitas yang ada di kota sudah siap dan bersih untuk masyarakat.
Kemudian setelah membersihkan ruang public, Pemkot Samarinda juga melakukan penjadwalan terkait pembuangan sampah. Warga dihimbau untuk membuang sampah pada malam hari sehingga tidak terjadi penumpukan sampah yang berlebih di Tempat Pembuangan Sementara (TPS).
“Angkutan sampah ini dimulai dari jam 9 malam sampai jam 6 pagi, sisanya kita meminta kerjasama kepada masyarakat untuk tetap semangat dan tertib dalam membuang sampah dan membersihkan lingkungan kita agar lebih sehat,” ujar Andi Harun
Masyarakat merupakan peranan penting dalam mewujudkan suatu lingkungan yang bersih dan sehat, cara menjaga lingkungan agar tetap bersih dan sehat juga dapat dilakukan dengan cara gotong royong.
Wali Kota Samarinda juga sudah menginstruksikan kepada camat sampai tingkat RT untuk melakukan program gotong royong yang dilakukan minimal dua kali dalam sebulan, dan mengurangi penggunaan yang dapat menyebabkan limbah.
“Gotong royong juga sudah kita instruksikan kepada camat hingga tingkat RT untuk setidak-tidaknya melakukan gotong royong 2 kali dalam sebulan. Agar di satu sisi kita bisa mengendalikan banjir dan pengendalian sampah di lingkungan masing-masing. Dan juga kurangi penggunaan limbah yang dapat merusak lingkungan sekitar. Dengan cara ini kita bisa mencegah wabah penyakit yang berpotensi buruk bagi kesehatan kita,” tegas Andi Harun.(NIA/YL)