Penulis : Onie Resita
Editor : Nurlia
Samarinda,LensaBorneo.com –Pertemuan Tahunan Bank Indonesia Provinsi Kaltim 2019 berlangsung meriah. Sejumlah tokoh penting turut hadir dalam gelaran tahunan tersebut. Diantaranya Wakil Gubernur Kaltim, Kepala Bank Indonesia Perwakilan Kaltim Tutuk SH Cahyono, Ketua MUI Samarinda, KH. Zaini Naim, Kadis Kominfo Kaltim Diddy Rusdiansyah dan pejabat bank yang ada di Samarinda.
Berbagai atraksi hiburan dihadirkan dalam perhelatan di ruang Maratua Lt IV Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kaltim, Senin (16/12/2019). Menariknya, tarian sejumlah daerah dimodifikasi dan ditampilkan dalam satu waktu dengan para penari yang tampil dengan balutan pakaian tradisional dari beberapa daerah.
Kemeriahan terus berlanjut dengan dilakukan sejumlah agenda penting. diantaranya, adalah penandatanganan, Memorandum of Understanding (MoU), terkait Publikasi Kebanksentralan antara Kominfo Kaltim dan Bank Indonesia Perwakilan Kaltim.
Dilanjutkan dengan penandatanganan MoU tentang Pengembangan Ekonomi Ulap Doyo. Berakhir dengan launching aplikasi Lamin Etam (Laman Informasi Ekonomi Komuditas Kaltim).
Aplikasi Lamin Etam merupakan sistem informasi berbasis web dan android app yang digunakan untuk mengurangi kesenjangan informasi harga antara produsen dan konsumen. Pengembangan sistem informasi ini juga bermanfaat sebagai acuan pelaku usaha dalam menetapkan harga, acuan konsumen dalam membeli, sinyal awal terjadinya gejolak harga komuditas di pasar dan sebagai bahan kajian untuk memahami perilaku harga komuditas dan melihat keterkaitan harga yang terintegrasi antar kabupaten/kota di Kaltim.
Mengusung tema Sinergi, Transformasi dan Inovasi, Bank Indonesia melalui pertemuan ini ingin memantapkan langkah menjaga pertumbuhan ekonomi bersama pemerintah dan stakeholder mengingat ekonomi lokal, nasional dan global ke depan akan menghadapi sejumlah tantangan di tahun 2020.
Dalam sambutannya Kepala Bank Indonesia Perwakilan Kaltim Tutuk SH Cahyono memaparkan kelesuan ekonomi global membuat BI merespon dengan menurunkan suku bunga sebesar 100 basis poin menjadi 5 persen.
Selain kebijakan moneter BI juga memperkuat ketahanan dan pertumbuhan ekonomi menuju Indonesia maju dengan tiga kata kunci yakni sinergi, transformasi dan inovasi.
Namun kabar baik di Kaltim sendiri, kendati terjadi perlambatan ekonomi di sejumlah daerah, ekonomi Kaltim triwulan III 2019 tumbuh 6,89 persen (yoy). Tren pertumbuhan ini menuru Tutuk didorong oleh akselerasi lapangan usaha pertambangan non migas dan industri pengolahan sebagai dampak dari tingginya permintaan negara mitra dagang. Meski demikian, pertumbuhan tersebut tertahan oleh lapangan usaha konstruksi yang tumbuh lambat.
“Ekonomi Kaltim juga terekspos resiko ekonomi jangka panjang perkembangan harga komoditas yang masih menunjukkan tren penurunan. Selain itu dominasi sektor pertambangan 10 tahun terakhir perlu transformasi guna menumbuhkan sumber pertumbuhan ekonomi baru yang memiliki nilai tambah tinggi, inklusif dan stabil,” terangnya.